BI: Waspada peredaran uang palsu jelang Lebaran
Sejak awal tahun hingga periode mei 2017, temuan uang palsu di Sulut sebanyak 231 lembar. Terdiri dari 172 lembar pecahan 100.000, 57 lembar pecahan 50.000 dan dua lembar pecahan 20.000.
Bank Indonesia (BI) mengimbau kepada masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) agar waspada dengan peredaran uang palsu jelang Lebaran tahun 2017.
"Seiring meningkatnya transaksi uang tunai di masyarakat jelang Lebaran, agar selalu waspada terhadap resiko peredaran uang palsu," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Soekowardojo di Manado, Rabu.
-
Siapa yang mengingatkan BI soal peredaran uang palsu menjelang lebaran? Puteri pun berharap BI bisa menambah dan memperluas lokasi penukaran uang supaya semakin mempermudah masyarakat untuk menjangkaunya. “Tahun ini memang sudah ada penambahan lokasi penukaran dibanding tahun sebelumnya yang masih berjumlah 5.066 titik. Karenanya, kami harap bisa terus diperluas. Terutama pada lokasi strategis yang menjadi pusat aktivitas masyarakat,” ujar Puteri.
-
Kenapa dukun itu mengedarkan uang palsu? Ia mengaku sudah menyebarkan uang palsu tersebut kepada dua orang yang di wilayah Doplang, Kabupaten Blora dan Malang.
-
Bagaimana modus dukun itu dalam mengedarkan uang palsu? SR kemudian masuk ke dalam kamar dan mengganti uang tersebut dengan uang palsu. Selanjutnya SR meminta agar uang itu dilarung ke laut sebagai bentuk ritual buang sial.
-
Dimana dukun itu membeli uang palsu? Kepada polisi, tersangka mengaku membeli uang palsu dengan total Rp110 juta dengan uang asli sebesar Rp9 juta dari kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.
-
Kapan uang kertas emisi pertama dengan gambar pahlawan di Indonesia mulai diedarkan? Lantaran undang-undang tentang Bank Indonesia baru lahir pada 1953, maka uang kertas emisi 1952 tersebut baru resmi diedarkan pada 2 Juli 1953.
-
Kenapa Bank Mandiri menyiapkan uang tunai untuk kebutuhan Lebaran di Bali Nusra? Langkah ini diharapkan dapat membantu nasabah memenuhi berbagai kebutuhan pada periode bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri mendatang, terutama pada masa pembayaran gaji dan THR ASN.
Dia mengatakan, sejak awal tahun hingga periode mei 2017, temuan uang palsu di Sulut sebanyak 231 lembar. Terdiri dari 172 lembar pecahan 100.000, 57 lembar pecahan 50.000 dan dua lembar pecahan 20.000.
"Temuan ini paling banyak didapat oleh perbankan dan sebagian lagi laporan dari masyarakat," katanya.
Masyarakat diharapkan untuk mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah dengan cara 3D yaitu Dilihat, Diraba dan Diterawang.
Begitu juga kepada masyarakat untuk selalu menyayangi uang Rupiah dengan tidak memperlakukan uang Rupiah seperti dilipat, diremas, dibasahi atau di straples.
"Masyarakat tidak perlu resah namun harus selalu meningkatkan kewaspadaan, mengingat perkembangan peredaran uang palsu tidak terlalu signifikan," katanya.
Baca juga:
BI dan PU-Pera kerja sama agar bayar tol tak harus berhenti terwujud
Bos BI: Kondisi ekonomi cukup baik untuk ubah Rp 1.000 jadi Rp 1
Lebaran 2017, BI Solo siapkan Rp 4 triliun uang pecahan baru
Ini cara BI redam peredaran uang palsu selama Ramadan
Bos BI yakin inflasi terkendali selama Ramadan 2017