Bisnis Mal dan Hotel Lippo Karawaci Disebut Mulai Tunjukkan Perbaikan
Direktur Lippo Karawaci, John Roxy mengatakan, bisnis di sektor mal dan hotel menjadi yang paling terdampak selama pandemi Covid-19. Namun dalam 3 bulan terakhir dua sektor ini mulai mengalami perbaikan.
Direktur Lippo Karawaci, John Roxy mengatakan, bisnis di sektor mal dan hotel menjadi yang paling terdampak selama pandemi Covid-19. Namun dalam 3 bulan terakhir dua sektor ini mulai mengalami perbaikan.
"Bisnis mal dan hotel ini terdampak. tapi 3 bulan terakhir ini sudah reborn kembali," kata John dalam laporan Kinerja Bisnis 2020 dan Outlook 2021 Lippo Karawaci, Jakarta, Senin (14/12).
-
Kenapa Hotel Kalitaman dibangun? Dilansir dari Nitroburner.nl, saat Pangeran Frederik menetap di Semarang selama perjalanannya ke Jawa, ia juga ingin melakukan perjalanan ke Salatiga. Namun kesulitannya adalah mencari akomodasi yang cocok untuk tamu kerajaan dan rombongan. Maka di Salatiga dibangunlah gedung hotel tersebut secara tergesa-gesa.
-
Kenapa Hotel Indonesia dibangun? Hotel ini dibangun atas gagasan dan perencanaan matang presiden RI pertama, Soekarno.
-
Kapan hotel milik Tommy Soeharto dibangun? Diketahui bahwa hotel ini mulai dibangun pada tahun 1997.
-
Kapan Hotel Kalitaman dibangun? Bangunan itu dibangun pada tahun 1837 untuk menyambut kedatangan Pangeran Williem Frederik Henderik, putra raja Williem II.
-
Apa yang istimewa dari Hotel Kalitaman? Hotel itu juga menjadi yang paling mewah pada zamannya sehingga tak sembarang orang bisa masuk ke hotel tersebut.
-
Siapa yang merancang Hotel Indonesia? Bangunan Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Abel Sorensen, dan istrinya Wendy asal Amerika Serikat.
Sebagai informasi, Lippo Karawaci merupakan salah satu operator mal terbesar yang ada di Indonesia. Terdapat 56 mal yang dikelola perusahaan ini korporasi real estate ini.
John mengatakan, sampai bulan Oktober 2020 pengunjung mall yang dikelola Lippo Karawaci telah meningkat 6 kali lipat dibandingkan pada April 2020 lalu. Meski begitu angka ini masih sekitar 30-40 persen dari pengunjung mall sebelum pandemi Covid-19.
"Jumlah pengunjung mall perlahan mulai pulih dari dampak Covid-19. Meski demikian level Oktober 2020 masih sekitar 30-40 persen lebih rendah dibandingkan dengan level sebelum Covid-19," imbuhnya.
Untuk itu, Lippo Karawaci menjalin kerja sama dengan para penyewa tenant agar bisa bengkit dari masa tersulit ini. Sebanyak 95 persen tenant sudah kembali membuka gerainya. "Hampir 95 persen bisa bukan kembali meski ada berat. Sebagian besar ini berhasil untuk buka kembali," kata dia.
Pihaknya mengantisipasi jumlah pengunjung untuk ke level normal pada pertengahan tahun depan. "Barangkali pertengahan 2021 ini usaha mall bisa kembali sama dengan sebelum Covid-19," sambung dia.
Hotel
Hal yang sama juga terjadi di sektor perhotelan. Dari 10 hotel yang ada di grup Aryaduta Hotels sudah menunjukkan perbaikan. Hanya saja okupansi hotel masih rendah.
Di sektor ini John melihat adanya tren perjalanan domestik dengan label staycation yang tengah digandrungi. Model bisnis ini merupakan kunjungan tamu hotel yang menghabiskan waktu di hotel dan menikmati fasilitas yang disediakan.
"Saat ini kami melihat tren perjalanan domestik yang didukung oleh staycation dan pariwisata domestik selama libur panjang," kata dia.
Selain itu juga, ada beberapa bisnis yang sifatnya b to b dengan menyewa beberapa bisnis sebagai bagian dari penanggulangan Covid-19. Menurutnya ini merupakan tren yang baik dan diyakini bisa memulihkan bisnis di sektor ini.
"Kami percaya bisnis kami sudah reborn dan ini juga akan lebih baik lagi," tandasnya.
(mdk/azz)