Bisnis Online Naik Pesat Selama Pandemi, Kemenperin Pacu IKM Go Digital
Merujuk data Bank Indonesia, pada kuartal II 2021, nilai transaksi di e-commerce sepanjang semester I tahun 2021 mencapai Rp186,75 triliun atau tumbuh sebesar 63,36 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Kementerian Perindustrian terus memacu sektor pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) untuk memanfaatkan teknologi digital dalam rangka penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0. Langkah ini diwujudkan melalui pelaksanaan kegiatan Pelatihan IKM Go Digital dalam rangkaian acara Solo Great Sale 2021.
"Saat ini penggunaan internet sudah mendominasi seluruh aktivitas khalayak, salah satunya dalam jual beli barang, ditambah lagi dengan pandemi yang menimbulkan perubahan perilaku konsumsi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga memberikan banyak keuntungan bagi pihak pembeli dan penjual karena dapat memudahkan pada proses jual beli produk,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (14/10).
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Bagaimana KM Umsini dipadamkan? Api sudah berhasil dipadamkan pada pukul 09.30 WITA," ucap Evan Eryanto mengutip Liputan6.com (10/6).
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Kenapa KM Umsini terbakar? Sumber api pertama kali diketahui pada pukul 04.20 WITA yang diduga berasal dari motor bantu yang ada di ruang mesin.
-
Bagaimana UMKM dikategorikan? UMKM diklasifikasikan menjadi tiga kategori: usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.
Merujuk data Bank Indonesia, pada kuartal II 2021, nilai transaksi di e-commerce sepanjang semester I tahun 2021 mencapai Rp186,75 triliun atau tumbuh sebesar 63,36 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
"Fakta ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi para pelaku usaha IKM, untuk terus merebut pasar e-commerce. Jangan hanya menjadi penonton dari besarnya potensi pasar digital dan e-commerce di Indonesia," tegas Menperin Agus.
Seiring hal tersebut, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) mendorong pelaku IKM untuk masuk ke dalam e-commerce melalui program e-smart IKM. Program e-Smart IKM telah dimulai sejak tahun 2017, dan pada tahun 2020 pelaksanaannya menjadi bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
"Pada periode 2017 hingga 2020, jumlah pelaku usaha yang telah mengikuti program e-Smart IKM berjumlah 13.183 orang, dan pada tahun 2021 telah dilakukan pelatihan kepada lebih dari 6.000 pelaku IKM mengenai digitalisasi usaha, termasuk berjualan produk melalui e-commerce," tutur Plt. Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita.
Kerja Sama dengan Pemda
Reni mengemukakan, pelatihan IKM Go Digital di Kota Surakarta merupakan salah satu rangkaian kegiatan Solo Great Sale 2021. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Kemenperin, Pemerintah Kota Surakarta, serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surakarta yang bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada para pelaku IKM di Kota Surakarta mengenai seluk beluk pemasaran digital.
"Keseriusan para peserta dalam mengikuti kegiatan ini menumbuhkan semangat untuk sukses melakukan pemasaran digital sekaligus dapat memajukan usahanya," tuturnya.
Reni menambahkan, pihaknya telah melakukan pengembangan potensi IKM nasional melalui berbagai program pembinaan yang meliputi lima aspek, yaitu akses pembiayaan, akses sumber bahan baku/bahan penolong, fasilitasi teknologi dan sarana prasarana produksi antara lain melalui restrukturisasi mesin peralatan dan fasilitasi pada sentra IKM, peningkatan kualitas produk dan keahlian SDM, serta peningkatan akses pasar.
"Pelaksanaan program yang tepat pada lima aspek tersebut, diharapkan akan memberikan dampak yang signifikan bagi penguatan daya saing IKM serta dapat memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional," papar Reni.
(mdk/idr)