Blue Economy, Upaya Indonesia dan ASEAN Keluar dari Jebakan Kelas Menengah
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meluncurkan peta jalan mengenai Ekonomi Biru atau yang dikenal sebagai Blue Economy. Peta jalan ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi negara-negara di ASEAN untuk memanfaatkan potensi nilai tambah maritim, namun tetap menjaga kelestariannya.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meluncurkan peta jalan mengenai Ekonomi Biru atau yang dikenal sebagai Blue Economy. Peta jalan ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi negara-negara di ASEAN untuk memanfaatkan potensi nilai tambah maritim, namun tetap menjaga kelestariannya.
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Amalia Adiniggar Widyasanti mengatakan peta jalan Blue Economy ini sebagai prakarsa Indonesia agar negara-negara di ASEAN dapat keluar sebagai negara dengan status middle income trap.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
"Banyak negara ASEAN yang terjebak dalam middle income. Banyak upaya yang dilakukan. Kita harus lebih inovatif dan strategis supaya bisa keluar dari middle income trap, jadi Blue Economy adalah program jangka panjang untuk ASEAN," ujar Amalia dalam konferensi pers peluncuran peta jalan Blue Economy di Belitung, Senin (3/7).
Amalia mengatakan bahwa negara-negara di ASEAN menyadari masalah yang sama yaitu terjebak sebagai negara middle income dalam waktu yang sangat panjang. Maka dari itu, mengingat potensi maritim ASEAN sangat besar, maka ini merupakan salah satu upaya yang dianggap strategis keluar dari middle income.
Dia juga menegaskan bahwa dampak dari Blue Economy, baru akan terlihat dalam jangka panjang. Sebab untuk mencapai stabilitas Blue Economy, perlu memiliki persamaan persepsi dan langkah antara negara-negara ASEAN.
"Ini bukan jangka pendek, targetnya blue economy framework untuk common understanding setelah itu tahap berikutnya kita akan mulai konkret pilot project next step kita akan membuat road map," ungkapnya.
Sebelumnya pada 2021 lalu, blue economy juga mulai masuk dalam pembahasan di forum Development Working Group sebagai bagian dari G20. Di sini membahas mengenai peluang pengembangan dan upaya menuju transformasi ekonomi.
"Pada 2023 akan didorong jadi prioritas Indonesia dalam pembahasan di ASEAN 2023, karena Indonesia jadi ketua (forum) ASEAN pada saat itu. Dan Indonesia menjadi negara dengan laut terbesar, kita akan mengusung blue economy jadi salah satu upaya pemulihan ekonomi dan transformasi ekonomi di kawasan ASEAN," paparnya.
Tiga tujuan tersebut selaras dengan Prioritas 1 G20 Development Working Group. Yakni Strengthening Recovery from the Covid-19 Pandemic and Ensuring Resilience in Developing Countries, Underdeveloped Countries, and Archipelagic Countries through the three key pillars of Micro, Small, Medium Enterprises; Adaptive Social Protection; and Low-Carbon Green and Blue Economies.
Prioritas tersebut menjadi fondasi bagi salah satu deliverables dalam DMM 2022, yakni the G20 Roadmap for Stronger Recovery and Resilience in Developing Countries, Least Developed Countries (LDCs), and Small Island Developing States (SIDS).
Indonesia mendorong negara-negara G20 untuk mendukung aksi bersama dalam memprioritaskan pembangunan ekonomi hijau dan ekonomi biru yang rendah karbon di negara berkembang, terutama dari sisi perencanaan, peningkatan kapasitas, serta penyusunan rencana aksi terkait pembiayaan dan investasi.
(mdk/azz)