BNI: Jangan anggap fintech sebagai saingan, tapi rekan
Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Ryan Kiryanto mengatakan, kemajuan teknologi bukan hal yang bisa dihindari namun harus dikelola dengan baik agar eksistensi perbankan bisa terjaga. Salah satunya, dalam menanggapi pertumbuhan fintech di Indonesia.
Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Ryan Kiryanto mengatakan, kemajuan teknologi bukan hal yang bisa dihindari namun harus dikelola dengan baik agar eksistensi perbankan bisa terjaga.
Salah satunya, dalam menanggapi pertumbuhan fintech di Indonesia. Menurutnya, perbankan jangan menganggap kehadiran fintech yang semakin menjamur sebagai saingan, melainkan harus berkolaborasi.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Mengapa BNI meningkatkan kredit ke BUMN? “BUMN akhirnya mulai menunjukkan pertumbuhan positif. Kami cukup senang dengan tren ini, karena BUMN masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang cukup dominan di Indonesia," katanya.
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
-
Dimana BNI fokus menyalurkan kredit untuk BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog. Selain itu, BNI aktif mendukung proyek-proyek infrastruktur dari Jasa Marga dan jasa keuangan inklusi dari Pegadaian.
-
Apa yang dilakukan BNI untuk mendukung transformasi BUMN? BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Mengapa BNI meluncurkan hibank? Silvano menyebutkan, potensi UMKM di Indonesia sangat besar. “UMKM ini bersifat informal, akses pembiayaan masih sangat terbatas, perbankan perlu hadir, itulah sebabnya kita perlu tahu bahwa digital adalah kuncinya. Dan oleh sebab itulah kami memiliki hibank,” ujar Silvano dalam acara ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 dengan tema Inclusive Digital Transformation, di Jakarta, Rabu (6/9).
"Kita jangan sekali-kali mendudukkan posisi fintech sebagai rival tapi sebagai partner, maka kita berkolaborasi. Kita kerjasama misalnya BNI dnegan Go-Pay," kata Ryan di Gedung BNI Pusat, Jakarta, Jumat (6/4).
Menurutnya, kolaborasi antara fintech dan bank bisa saling melengkapi. Di satu sisi, fintech unggul dalam hal kecepatan dengan segala inovasinya. Di sisi lain, perbankan unggul dari sisi manajemen resiko sebab memiliki regulasi yang jelas.
"Bank adalah industri yang high regulated diatur sedemikian ketat termasuk manajemen resikonya termasuk resiko di dalam kajian IT risk. Teknologi risk itu ada di bank, sehingga kolaborasi yang kuat di manajemen resiko dengan fintech dengan segala inovasi, sangat indah," imbuhnya.
Ryan berharap, pertumbuhan fintech jangan dipersulit sebab kehadiran fintech melengkapi perbankan, di mana fintech menyasar kalangan yang tidak bisa terlayani oleh perbankan secara maksimal.
"Kehadiran fintech itu kita sepakat itu mengisi kekosongan ketika industri keuanagan khususnya perbankan tidak bisa memenuhi preferensi mereka, (masyarakat) butuhnya cepat ya kan? Nah bank mungkin dengan segala regulasinya tidak mungkin secepat fintech di dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumen. Nah disitulah hadir fintech."
Baca juga:
Program Sergab 46 BNI serap 700 ton gabah petani Jatim
OJK sebut Bank Wakaf Mikro berbeda dengan badan wakaf
Perlu modal, Bank Wakaf Mikro siap beri pinjaman Rp 3 juta dan pendampingan
OJK optimistis Bank Wakaf Mikro mampu tekan kemiskinan dan ketimpangan ekonomi RI
2018, OJK targetkan 70 Bank Wakaf Mikro beroperasi di Indonesia