BNI Syariah tak revisi target meski suku bunga acuan naik
"Kami sudah melakukan stress test, apabila BI sampai menaikkan suku bunga acuan sebesar 6,5 persen, dampaknya tidak begitu signifikan terhadap kinerja Perseroan."
Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman mengaku tidak akan merevisi target kinerja perusahaan pasca kenaikan suku bunga acuan yang saat ini berada di angka 5,25 persen.
"Kami sudah melakukan stress test, apabila BI sampai menaikkan suku bunga acuan sebesar 6,5 persen, dampaknya tidak begitu signifikan terhadap kinerja Perseroan," tuturnya di Jakarta, Kamis (26/7).
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Mengapa BNI meningkatkan kredit ke BUMN? “BUMN akhirnya mulai menunjukkan pertumbuhan positif. Kami cukup senang dengan tren ini, karena BUMN masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang cukup dominan di Indonesia," katanya.
-
Mengapa BNI meluncurkan hibank? Silvano menyebutkan, potensi UMKM di Indonesia sangat besar. “UMKM ini bersifat informal, akses pembiayaan masih sangat terbatas, perbankan perlu hadir, itulah sebabnya kita perlu tahu bahwa digital adalah kuncinya. Dan oleh sebab itulah kami memiliki hibank,” ujar Silvano dalam acara ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 dengan tema Inclusive Digital Transformation, di Jakarta, Rabu (6/9).
-
Dimana BNI fokus menyalurkan kredit untuk BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog. Selain itu, BNI aktif mendukung proyek-proyek infrastruktur dari Jasa Marga dan jasa keuangan inklusi dari Pegadaian.
-
Kapan penandatanganan kerja sama BNI dan Bank Lampung dilakukan? Acara penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan antara Division Head Card Business BNI Grace Situmeang bersama Direktur Utama Bank Lampung Presley Hutabarat, di Menara BNI, Jakarta, Kamis (7/9).
Anak usaha PT Bank Negara Indonesia (BBNI) tersebut optimistis dapat mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. "Rasa-rasanya kita optimis pada apa yang kita targetkan. Kita sudah melakukan beberapa simulasi dan sepertinya kita bakal bisa untuk capai target," ujarnya.
SEVP Finance & Operation PT BNI Syariah Wahyu Avianto juga berpendapat sama. Menurutnya, kenaikan suku bunga acuan tidak akan berpengaruh besar pada kinerja perusahaan.
"Ini tentu mempengaruhi kualitas pembiayaan kita, yang kemudian aksesnya ke permodalan, namun kita sudah lakukan simulasi, meskipun suku bunga acuan naik 5,25 menjadi 6,5 persen, tak akan berpengaruh besar terhadap pembiayaan. Sebab, pembiayaan yang dilakukan bersifat murabaha yang sifatnya tetap atau fixed," ujarnya.
Selanjutnya, Wahyu menambahkan, suku bunga acuan BI dampaknya terbilang kecil terhadap tingkat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/car).
"Dampaknya nggak signifikan, cuma 0,1 persen terhadap CAR. Dengan simulasi kenaikan nilai tukar sampai Rp 20 ribu, suku bunga acuan 6,5 persen, CAR kita itu hanya turun 0,1 persen," tandasnya.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ini alasan BI tahan suku bunga acuan di 5,25 persen
Pengusaha komponen mobil: Suku bunga kredit di Malaysia 6 persen, kita 12 persen
BI pertahankan suku bunga acuan di 5,25 persen
Bos LPS: Tren suku bunga murah sudah berakhir
LPS: Kenaikan BI Rate sudah mulai diterima pasar
BI minta agar perbankan tidak naikkan suku bunga kredit