Bos BI Bocorkan 5 Hal yang Perlu Diwaspadai saat Ekonomi Dunia Memburuk
Dia menjelaskan, saat ini ekonomi global semakin tidak ramah disertai menurunnya globalisasi dan meningkatnya digitalisasi.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo membeberkan lima hal yang harus diwaspadai dalam menghadapi situasi global yang bergejolak seperti sekarang ini. Tujuannya adalah untuk menjaga kondisi perekonomian Indonesia tetap stabil.
Hal itu dia sampaikan dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2019 dengan tema 'Sinergi, Transformasi, Inovasi: Menuju Indonesia Maju' di Lotte Avenue, Jakarta, Kamis (28/11).
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
"Tema ini penting dalam memperkuat ketahanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus menghadapi memburuknya ekonomi global," kata dia.
Dia menjelaskan, saat ini ekonomi global semakin tidak ramah disertai menurunnya globalisasi dan meningkatnya digitalisasi. Adapun hal yang perlu diwaspadai tersebut, pertama adalah pertumbuhan ekonomi dunia menurun drastis pada tahun 2019 dan yang kedua kemungkinan belum pulih pada 2020.
"Kebijakan moneter sendiri belum tentu selalu efektif dalam mengatasi dampak buruk perang dagang," ujarnya.
"Yang ketiga adalah volatilitas arus modal asing dan nilai tukar di pasar keuangan global berlanjut," ujarnya.
Keempat, digitalisasi ekonomi dan keuangan meningkat pesat. Kelima adalah teknologi digital mengubah perilaku manusia, baik sebagai konsumen maupun tenaga kerja.
"Inovasi digital kita kembangkan sebagai sumber pertumbuhan sekaligus mendorong inklusi ekonomi dan keuangan melalui pengembangan start up dan integrasi ekosistem ekonomi keuangan dan digital di berbagai segmen, sistem pembayaran, jasa keuangan, ekonomi retail dan UMKM," ujarnya.
Kendati demikian dia menegaskan di tengah kondisi ekonomi global yang suram, Indonesia mampu bertahan. Dibanding beberapa negara yang saat ini telah mengalami resesi bahkan krisis.
"Kita bersyukur di tengah memburuknya ekonomi global, kinerja dan prospek ekonomi Indonesia cukup baik, stabilitas terjaga, momentum growth berlanjut sementara sejumlah negara mengalami resesi bahkan krisis," tutupnya.
Jokowi Sebut Pertumbuhan Ekonomi 2019 Bakal 5,05 Persen
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pidato kunci dalam CEO Forum 2019 di Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Kamis (28/11). Dalam kesempatan itu, dia menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya berkisar 5,04 sampai 5,05 persen.
"Saya kira pertumbuhan ekonomi kita tahun ini mungkin 5,04 atau 5,05 persen. Kira-kira begitu tahun depan," ujar Presiden Jokowi.
Pertumbuhan ekonomi tersebut, sesuai dengan prediksi beberapa lembaga internasional. Di mana, tahun ini masih ada tantangan-tantangan yang menghambat ekonomi melaju kencang.
"Dengan kondisi ekonomi global yang menurut bank dunia, IMF juga kemungkinan bisa turun lagi, karena kondisi yang ada belum bisa diselesaikan," jelasnya.
Presiden Jokowi juga mengaku mendapat laporan dari World Bank mengenai kondisi ekonomi global saat ini. "Dari World Bank waktu ketemu dengan saya, Presiden Jokowi hati-hati kondisi global belum jelas jadi terutama fiskalnya prudence saja," jelasnya.
(mdk/idr)