Bos BKPM sebut investasi sektor prioritas meningkat
Peningkatan investasi ini dorong kesiapan Indonesia hadapi pasar bebas ASEAN.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat kenaikan realisasi investasi hingga Triwulan III di tiga sektor prioritas, yaitu industri berorientasi ekspor, industri substitusi impor dan hilirisasi sumber daya mineral. Peningkatan realisasi investasi ini diharapkan dapat mendukung kesiapan Indonesia menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Kepala BKPM, Franky Sibarani menyebut data realisasi Januari-September 2015 untuk sektor industri berorientasi ekspor sebesar Rp 25,7 triliun atau naik 10,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, industri substitusi impor sebesar Rp 34,5 triliun atau naik 15,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, serta investasi di sektor hilir sumber daya mineral sebesar Rp 33,2 triliun atau naik 66,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
-
Kapan Bahlil memaparkan tentang investasi dan ekonomi? Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memaparkan realisasi investasi dan pertumbuhan ekonomi dalam acara 'Trinegah Political and Economic Outlook 2024', Jakarta, Rabu (31/1).
-
Bagaimana BRImo membantu nasabah berinvestasi? Nasabah juga kini semakin mudah berinvestasi melalui BRImo. Kini Anda dapat melakukan pembelian emas, surat berharga, dana pensiun, hingga pembukaan deposito hanya dari smartphone.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana Cak Imin membandingkan pelayanan investasi di Indonesia dengan Cina? Menurut Cak Imin, pelayanan terhadap investasi di Indonesia masih jauh dari Cina. Kata ketua umum PKB ini, di Cina telah memberikan pelayanan yang memadai."Pelayanan yang diberikan kepada investasi jauh dari Tiongkok misalnya. Mereka betul-betul pelayanan yang memadai," ujarnya.
"Paling dekat, kita akan menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Salah satu fokus kita adalah jangan sampai kita hanya menjadi pasar besar bagi produk negara lain, tapi juga dapat memanfaatkan peluang ekspor yang semakin lebar dengan terbukanya pasar," ujarnya melalui keterangan tulis, Jakarta, Sabtu (31/10).
Menurutnya, kenaikan realisasi investasi di ketiga sektor tersebut menunjukkan arah pemerintah untuk mendorong industri berdaya saing dan berorientasi ekspor. "Kami berusaha menarik investasi untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi sehingga tidak hanya dijadikan sebagai pasar produk-produk impor," jelas dia.
Franky menambahkan salah satu fokus investor sebelum menanamkan modalnya di Indonesia dan menjadikannya sebagai basis produksi adalah daya saing ekspor Indonesia, yang salah satu indikatornya perjanjian perdagangan antara Indonesia dengan negara lain. Dia mencontohkan investor sektor tekstil dan sepatu yang menyuarakan perjanjian perdagangan dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa karena berpengaruh terhadap daya saing ekspornya dibandingkan negara lain khususnya Vietnam.
"Jadi pemberlakuan MEA atau perjanjian perdagangan Indonesia dengan negara lain, selain memberi peluang memperbesar ekspor juga menjadi salah satu daya saing Indonesia dalam menarik investasi dari negara lain," tambah Franky.
Franky optimis Indonesia dapat lebih siap menghadapi pemberlakuan MEA maupun perjanjian perdagangan lainnya melihat minat investasi di ketiga sektor terkait. "Hal ini penting (optimisme) karena dengan demikian, pengusaha ekspor juga bisa masuk dan melakukan ekspansi ke negara-negara ASEAN lainnya," ungkapnya.
Sepanjang Januari-September 2015, BKPM mengidentifikasi minat investasi di sektor industri berorientasi ekspor sebesar USD 480 juta, industri substitusi impor USD 10,34 miliar dan hilirisasi sumber daya mineral sebesar USD 58,82 miliar.
(mdk/idr)