Bos BNP: Redenominasi rupiah efisienkan transaksi keuangan perbankan
Redenominasi atau penyederhanaan nilai mata uang rupiah yang bakal dilakukan yakni adanya pemangkasan tiga nol di belakang, misalnya Rp 10.000 akan disederhanakan menjadi Rp 10 atau Rp 100.000 disederhanakan menjadi Rp 100.
Presiden Direktur Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BNP) Hideki Nakamura menilai, rencana redenominasi bisa membuat efisien transaksi keuangan di perbankan.
"Kami dari pelaku perbankan memang selalu berhati-hati terkait angka, apalagi adanya pemotongan tiga digit. Tapi itu memang bisa membuat efisien," kata Nakamura, saat ditemui di kawasan Jalan Ir H Djuanda (Dago), Bandung, Rabu (26/7).
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Kapan redenominasi rupiah akan diimplementasikan? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Kapan redenominasi rupiah pertama kali direncanakan di Indonesia? Di Indonesia, redenominasi telah dicanangkan sejak tahun 2010.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
Redenominasi atau penyederhanaan nilai mata uang rupiah yang bakal dilakukan yakni adanya pemangkasan tiga nol di belakang, misalnya Rp 10.000 akan disederhanakan menjadi Rp 10 atau Rp 100.000 disederhanakan menjadi Rp 100.
Dia mengatakan, dengan adanya rencana redenominasi, pemerintah harus lebih gencar melakukan sosialiasi agar bisa diterapkan di seluruh masyarakat. Khususnya untuk pelaku usaha mikro, karena diperkirakan mereka akan sedikit kesulitan dengan penyesuaian tersebut.
"Mungkin pada segmen mikro seperti pelaku usaha kuliner ini sedikit masalah karena saat harus bertransaksi, mau bayar berapa, misalnya delapan ribu, tapi setelah redemoninasi jadi delapan rupiah. Itu kalau di segmen mikro. Lainnya kalau parkir atau yang 'pak ogah' itu, kan nanti solusinya gimana?," ujar Nakamura.
BNP sendiri, kata dia, siap membantu pemerintah untuk menyukseskan program redenominasi. Namun penyesuaian nilai rupiah tersebut tidak akan berlangsung cepat karena penggunaan nominal yang saat ini dilakukan sudah berlangsung lama.
Dia mengaku, agar redenominasi ini berlangsung optimal pihaknya menyarankan ada masa transansisi selama beberapa tahun untuk mengevaluasi keberhasilan penerapan program ini.
"Biar masyarakat paham, dampak positif redenominasi ini saya kira akan besar dalam sektor keuangan di Indonesia, karena lebih efisien dan rasio kesalahan penyusunan keuangan lebih bisa dikurangi. Cuma tantangan buat rakyat kecil lah," jelasnya.
(mdk/hrs)