Bos BTN optimis target pertumbuhan 2018 tercapai meski suku bunga acuan BI naik
Target ini akan dapat terwujud seiring dengan peran BTN yang sudah bisa menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada semester dua tahun ini.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) optimis target kinerja tahun 2018 bisa tercapai meski perseroan tidak mengubah target bisnis 2018. Perseroan tetap optimis walaupun kondisi global bergejolak dan adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Optimisme ini didukung oleh masih besarnya permintaan untuk program sejuta rumah di berbagai daerah.
Direktur Utama BTN, Maryono menegaskan bahwa sampai saat ini perusahaan tetap pada target dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yakni tumbuh di atas 20 persen. Target ini akan dapat terwujud seiring dengan peran BTN yang sudah bisa menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada semester dua tahun ini.
-
Apa yang dimaksud dengan bunga persen pinjaman? Bunga persen pinjaman adalah biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbalan atas penggunaan dana pinjaman.
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
-
Bagaimana skema suku bunga yang ditawarkan KPR BRI Suku Bunga Berjenjang? KPR BRI Suku Bunga Berjenjang memiliki skema suku bunga yang berbeda-beda sesuai dengan jenjang yang dipilih.1. Berjenjang 8 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 6.20% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 9.50% per tahunTahun ke 7 s.d 8 : 11.50% per tahunSelanjutnya counter rate dengan minimal tenor kredit 8 tahun 2. Berjenjang 10 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 5.75% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 9.00% per tahunTahun ke 7 s.d 10 : 11.00% per tahunSelanjutnya counter rate dengan minimal tenor kredit 10 tahun3. Berjenjang 15 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 5.00% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 8.30% per tahunTahun ke 7 s.d 15 : 10.30% per tahunSelanjutnya counter rate dengan minimal tenor kredit 15 tahun 4. Berjenjang 20 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 4.75% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 8.00% per tahunTahun ke 7 s.d 20 : 10.25% per tahunDengan minimal tenor kredit 20 tahun
-
Mengapa BNI meluncurkan hibank? Silvano menyebutkan, potensi UMKM di Indonesia sangat besar. “UMKM ini bersifat informal, akses pembiayaan masih sangat terbatas, perbankan perlu hadir, itulah sebabnya kita perlu tahu bahwa digital adalah kuncinya. Dan oleh sebab itulah kami memiliki hibank,” ujar Silvano dalam acara ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 dengan tema Inclusive Digital Transformation, di Jakarta, Rabu (6/9).
"Skema FLPP sangat berbeda sekarang 75 persen dicover pemerintah dan 25 persen sisanya disediakan oleh SMF (PT Sarana Multi Finance). Jadi BTN sangat diuntungkan karena tidak perlu mencari dana mahal lagi," kata Maryono di sela Rapat Koordinasi Business Review Triwulan II/2018 di Jakarta.
Menurut Maryono, investor tidak perlu khawatir dengan kinerja BTN tahun ini, meski ada kenaikan suku bunga acuan BI, namun tidak serta merta perbankan menaikkan suku bunga dana dan kredit. Terlebih saat ini perseroan sedang menggenjot perolehan dana murah melalui tabungan, sehingga diharapkan komposisi dana murah bisa berimbang dengan deposito.
"Kami sedang rakor dan menugaskan untuk seluruh kepala cabang di Indonesia mendongkrak dana tabungan," ujarnya.
Selain menggenjot dana murah, lanjut Maryono, BTN juga diuntungkan dengan relaksasi aturan Loan to Value (LTV) atau aturan uang muka KPR yang diterbitkan BI. Dengan aturan tersebut diharapkan makin banyak masyarakat yang tertarik membeli rumah.
"Jadi tidak ada kekhawatiran bahwa kita akan kesulitan dana dengan kondisi ini dan BTN potensinya luar biasa seiring kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah. Ini yang bisa memberikan percepatan pertumbuhan perseroan di sektor pembiayaan perumahan," terangnya.
Mengenai penurunan harga saham, menurut Maryono, hal ini lebih disebabkan adanya faktor global, di mana ada tiga peristiwa yang terjadi di dunia, yaitu perubahan valuta masing-masing negara, perubahan berpindahnya dana yang dari tujuan ke asal, dan adanya perubahan suku bunga.
"Semua ini dalam rangka normalisasi dan ini tidak bisa dihindari di semua negara," tuturnya.
Direktur Keuangan & Treasury Bank BTN, Iman Nugroho Soeko menambahkan untuk kondisi keuangan yang sudah dipublikasikan Maret 2018 sudah cukup bagus dengan pertumbuhan tinggi di atas 20 persen dari sisi aset, kredit dan DPK serta laba di atas 15 persen.
"Kemudian untuk target ke depan Bank BTN tidak akan berubah, di mana kami optimis akan tetap tumbuh sesuai dengan yang ditargetkan masih sekitar 20 persen," paparnya.
Menurut Iman, untuk mencapai target bisnis tersebut, Bank BTN akan melakukan efisiensi pada biaya operasional, peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) berbiaya rendah sehingga NIM terjaga dan pencapaian target Fee Based Income.
"Jadi tidak perlu khawatir mengenai bisnis BTN yang kami bisa lakukan adalah membukukan kinerja yang sesuai dengan target dan itu baru akan dilihat investor atau masyarakat setelah laporan keuangan Juni, September dan Desember nanti keluar," tegas Iman.
Tercatat kuartal I-2018 emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham BBTN ini membukukan penyaluran kredit mencapai Rp202,5 triliun atau meningkat 19,34 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 169,68 triliun.
Dari jumlah total kredit tersebut, kredit perumahan menempati porsi 91,09 persen, naik 20,32 persen dari Rp 153,31 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp 184,46 triliun di akhir Maret 2018. Sedangkan, kredit non-perumahan meningkat 10,17 persen dari Rp 16,37 triliun menjadi Rp 18,03 triliun.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan Bank BTN ini juga turut menunjang kenaikan aset perseroan sebesar 20,73 persen dari Rp 214,31 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp 258,73 triliun di periode yang sama tahun ini. Dengan capaian tersebut, laba bersih Bank BTN tercatat naik 15,13 persen dari Rp 594 miliar pada akhir Maret 2017 menjadi Rp 684 miliar di periode yang sama tahun ini.
Untuk DPK, perseroan berhasil tumbuh 23,54 persen secara tahunan dari Rp 157,41 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp 194,48 triliun per kuartal I-2018. Adapun, pertumbuhan terbesar simpanan BTN bersumber dari kenaikan tabungan sebesar 43,35 persen dari Rp 30,74 triliun pada akhir Maret 2017 menjadi Rp 44,06 triliun di periode yang sama tahun ini.
Penghimpunan giro dan deposito juga menjadi penopang laju kenaikan DPK dengan pertumbuhan masing-masing 22,55 persen menjadi Rp 51,14 triliun dan 16,87 persen menjadi Rp 99,28 triliun per 31 Maret 2018.
(mdk/idr)