Bos IMF minta Indonesia contek Korsel cara meraup dana rakyat
Christine Lagarde melihat potensi Indonesia sangat besar dan masih perlu dieksplorasi.
Di dunia, Indonesia terkenal sebagai negara besar dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta jiwa. Inklusi keuangan atau akses masyarakat Indonesia terhadap sistem keuangan menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dan otoritas keuangan di Indonesia.
Direktur Operasional IMF, Christine Lagarde melihat potensi Indonesia sangat besar dan masih perlu dieksplorasi. Lagarde bicara mengenai potensi meraup keuangan masyarakat Indonesia.
Melihat kondisi ini, Lagarde meminta pemerintah dan otoritas keuangan Indonesia belajar dari Korea Selatan dalam hal literasi dan inklusi keuangan masyarakatnya.
"Korea (Selatan), cara mereka untuk menciptakan financial inclusion sangat bagus. Mereka sangat tahu bahwa teknologi adalah satu media yang tepat untuk itu," kata Lagarde dalam Konferensi Internasional "Future of Asia's Finance: Financing for Development 2015" di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (2/9).
Lagarde mengatakan, peningkatan akses masyarakat terhadap sistem keuangan perlu ditopang oleh peningkatan jaringan teknologi dan konektivitas antar lembaga keuangan. Ini menjadi kunci efektifnya sebuah negara dalam menjadikan masyarakatnya melek sistem keuangan.
Lagarde juga menegaskan, Indonesia tidak boleh setengah-setengah dalam membangun fasilitas pendukung untuk kemudahan masyarakat dalam bertransaksi keuangan. Lagarde meminta pemerintah dan otoritas keuangan memanfaatkan semua akses seperti telepon seluler, serta jaringan internet.
"Semua yang berbasis teknologi harus dikembangkan, itu untuk menciptakan kemudahan dan lebih efektif," tegasnya.