BTN kembali dinobatkan jadi Bank Terbaik modal inti Rp 5 - Rp 30 triliun
Perseroan meraih predikat sebagai Bank Terbaik 2018 pada kategori Bank Umum dengan modal inti Rp 5 triliun- Rp 30 triliun. Dari 17 bank yang masuk dalam kategori tersebut, Bank BTN berhasil meraih predikat Bank Terbaik 2018.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) meraih predikat sebagai Bank Terbaik 2018 atas keberhasilan perusahaan mencatatkan lompatan posisi aset selama enam tahun terakhir dan menembus peringkat ke-5 bank dengan aset terbesar.
Direktur Keuangan dan Treasury Bank BTN, Iman Nugroho Soeko mengatakan, aksi berbenah dan transformasi menjadi kunci utama keberhasilan yang berhasil diraih perseroan.
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Di mana gedung Bank Indonesia Cirebon terletak? Jika melintasi Jalan Yos Sudarso nomor 5, Kota Cirebon, Anda akan mendapati sebuah gedung bergaya romawi kuno yang masih berdiri.
-
Di mana Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya berada? Perpustakaan ini terletak di tengah kota, tepatnya di Jalan Taman Mayangkara, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.
-
Kenapa Bank Jatim ikut serta dalam misi dagang di Bengkulu? Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur, bankjatim berkomitmen akan selalu hadir dalam mendukung dan memberikan solusi bagi perkembangan UMKM.
"Berbagai transformasi akan terus kami lakukan untuk mencapai target menjadikan Bank BTN sebagai global player pada 2025 mendatang," katanya disela menerima penghargaan Bank Terbaik 2018 di Jakarta.
Dia menegaskan, predikat sebagai bank terbaik yang disematkan ini menjadi pemacu bagi manajemen untuk terus menggelar transformasi dan membawa Bank BTN menjadi global player.
Adapun, perseroan meraih predikat sebagai Bank Terbaik 2018 pada kategori Bank Umum dengan modal inti Rp 5 triliun- Rp 30 triliun. Dari 17 bank yang masuk dalam kategori tersebut, Bank BTN berhasil meraih predikat Bank Terbaik 2018.
Predikat tersebut juga diberikan berdasarkan 12 kriteria pemeringkatan berdasarkan rasio keuangan perusahaan bank terpilih, termasuk menyeleksi dari segi aset.
Menilik ke belakang, bank yang dulunya bernama 'Postspaarbank' ini tercatat masih berada di peringkat ke-11 pada 2013. Namun, pada akhir 2017, perseroan berhasil naik ke peringkat 6. Kemudian, pada triwulan pertama 2018, kembali menyalip dan menempati posisi ke-5 sebagai bank dengan aset terbesar (bank only).
Menurut Iman, ada beberapa tahapan transformasi untuk memacu kinerja bisnis perseroan. Pada tahap transformasi 1 bertajuk 'Periode Survival' yang digelar sejak 2013-2015, terus berupaya mengatasi masalah kredit bermasalah (non-performing loan/NPL).
Pada tahap transformasi 2 yakni 'Periode Digital Banking' yang berlangsung sejak pertengahan 2015-2019, perseroan menggelar lompatan dengan melakukan transformasi digital di seluruh lini dan unsur bisnisnya.
Dengan berbagai transformasi tersebut, Bank BTN tak hanya sukses menorehkan kinerja positif, perseroan juga mendapatkan peran penting dari pemerintah sebagai agen Program Satu Juta Rumah.
"Melalui periode survival, kami terus berbenah sehingga siap menjadi agen Program Satu Juta Rumah dan akan terus menggelar transformasi agar dapat beroperasi maksimal sehingga masyarakat Indonesia akan semakin mudah membeli rumah murah dan terjangkau," ujar Iman.
Ke depannya, Bank BTN masih akan melakukan tahapan akhir transformasi yakni 'Periode Global Playership' yang dimulai sejak 2019-2025. Pada periode tersebut, Bank BTN diharapkan akan mampu menjadi produk dan layanan perbankan yang beroperasi secara internasional.
Per Mei 2018, aset Bank BTN tumbuh 20 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) naik dari Rp 158,2 triliun per Mei 2017 menjadi Rp 189,68 triliun. Sebaliknya, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merekam aset industri perbankan nasional hanya tumbuh 9 persen yoy per April 2018.
Pertumbuhan aset ini ditopang laju penyaluran kredit dan pembiayaan yang tumbuh di level 20,58 persen menjadi Rp 209,23 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 173,52 triliun. Sebaliknya, data OJK menyebutkan kredit perbankan secara nasional hanya tumbuh sebesar 9 persen (yoy) per April 2018.
(mdk/idr)