Bukukan Pendapatan Rp765 M, LPCK Raup Laba Semester I 2022 Rp383 M
PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) meraup pendapatan semester I 2022 sebesar Rp765 miliar, meningkat 16,9 persen YoY dari Rp655 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sementara, laba kotor untuk periode tersebut meningkat 29,8 persen menjadi Rp383 miliar di 1H22 dari Rp295 miliar di 1H21.
PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) meraup pendapatan semester I 2022 sebesar Rp765 miliar, meningkat 16,9 persen YoY dari Rp655 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan tersebut terutama berasal dari pendapatan hunian rumah tapak sebesar Rp394 miliar, dua kali lipat dari pencapaian di semester I 2021 sebesar Rp189 miliar.
CEO PT Lippo Cikarang Tbk, Rudy Halim mengatakan, LPCK juga membukukan peningkatan hasil Pra Penjualan sebesar Rp641 miliar di semester I 2022 yang sejalan dengan target 2022 Perseroan sebesar Rp1,45 triliun.
-
Kapan Pasar Loak Lemahwungkuk buka? Pasar ini diketahui hadir setiap hari Minggu, mulai pagi hingga siang dengan pilihan barang yang komplet.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kapan Pasar Weleri diresmikan? Sejatinya gedung itu telah diresmikan pada Desember 2023.
-
Apa yang terjadi pada perusahaan ban di Cikarang? PT Hung-A Indonesia yang berlokasi di Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi dikabarkan akan menutup seluruh operasional produksi pada awal Ferbruari 2024.Sekitar 1.200 karyawan di perusahaan itu terancam pemutus hubungan kerja (PHK) massal.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
Pendapatan dari hunian rumah tapak dan apartemen mencapai Rp466 miliar yang berkontribusi 60,9 persen dari total pendapatan Perseroan. "Sedangkan pendapatan dari penjualan kawasan industri mencapai Rp83 miliar, berkontribusi 10,9 persen dari total pendapatan," ujarnya di Jakarta, Rabu (10/8).
Sementara, laba kotor untuk periode tersebut meningkat 29,8 persen menjadi Rp383 miliar di semester I 2022 dari Rp295 miliar di semester I 2021. Selanjutnya marjin laba kotor telah meningkat dari 45 persen di semester I 2021 menjadi 50 persen di semester I 2022.
Laba kotor dari hunian rumah tapak dan apartemen meningkat 37,7 persen menjadi Rp221 miliar karena peningkatan penjualan segmen tersebut seperti yang disebutkan di atas.
EBITDA Perusahaan yang dilaporkan untuk semester I 2022 sebesar Rp266 miliar meningkat 52 persen YoY dari Rp175 miliar pada periode yang sama tahun lalu. "Peningkatan EBITDA pada periode ini sejalan dengan peningkatan Pendapatan dan Laba Kotor serta penurunan Beban Operasional sebesar 5,1 persen YoY menjadi Rp129 miliar," jelasnya.
Disebutkan, Pra Penjualan hingga Juni 2022 telah mencapai 44 persen dari target 2022 Perseroan sebesar Rp1,45 triliun, meskipun aktivitas bisnis pada kuartal kedua tahun ini lebih lambat, karena libur Lebaran yang panjang dan dilanjutkan dengan libur sekolah.
"Produk hunian rumah tapak LPCK yang menargetkan para pemilik rumah pertama, Waterfront Estates, memimpin total penjualan dengan kontribusi Rp361 miliar dan 348 unit terjual selama periode tersebut."
Sedangkan, penjualan tanah di kawasan industri juga menunjukkan kemajuan yang baik dengan pencapaian Pra Penjualan sebesar Rp149 miliar, sejalan dengan membaiknya aktivitas bisnis di kawasan Cikarang.
Peluang Industri Properti Besar
Rudy menambahkan, pihaknya melihat banyak peluang untuk terus tumbuh di industri properti. "Dengan berfokus pada peluang untuk pertumbuhan di masa depan, sangat menarik untuk melihat infrastruktur yang akan dibangun di koridor timur Jakarta," ucapnya.
Menurutnya, komitmen pemerintah terhadap koridor timur ditunjukkan dengan beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang telah berjalan antara lain LRT (Light Rapid Transit) Cawang – Bekasi Timur dengan pengerjaan mencapai 76,9 persen, Kereta Cepat Jakarta – Bandung yang ditargetkan beroperasi dalam beberapa tahun ke depan, dan Tol Elevated Jakarta – Cikampek yang telah selesai pada 2019.
"Selain itu, pembangunan Pelabuhan Laut Dalam Patimban yang baru masih terus dikerjakan, sementara Bandara Kertajati sudah beroperasi sejak 2018," tutup Rudy Halim.
(mdk/bim)