Perusahaan Ban Ternama di Cikarang Tutup, Nasib Ribuan Karyawannya Terancam PHK Massal
Penutupan dilakukan karena di tahun ini tidak ada lagi orderan atau pemesanan yang masuk dari vendornya.
Perusahaan ini sudah berdiri sejak 1991.
-
Apa yang terjadi pada karyawan yang di PHK? Berdasarkan data dari pelacak independen Layoffs.fyi, hingga 30 Agustus 2024, sebanyak 422 perusahaan teknologi telah memberhentikan 136.782 karyawan.
-
Kenapa PHK massal terjadi di perusahaan teknologi? Penyebab PHK massal di perusahaan teknologi pun bermacam-macam. Ada yang melakukan PHK karena restrukturisasi bisnis, mengurangi biaya operasional, serta penurunan permintaan produk.
-
Siapa saja yang terkena PHK massal di perusahaan teknologi? Beberapa nama besar seperti Tesla, Toshiba, Dell, Xerox, Paypal seakan berlomba-lomba melakukan PHK dalam jumlah besar sejak awal tahun.
-
Kenapa perusahaan teknologi PHK karyawan? Pengurangan tenaga kerja ini mencerminkan tren yang lebih luas di industri, didorong oleh langkah penghematan biaya, upaya restrukturisasi, dan pergeseran strategi menuju teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI).
-
Kapan PHK massal terjadi di perusahaan teknologi? Setidaknya, ada 317 perusahaan teknologi yang terdeteksi melakukan PHK massal sepanjang 2024. Beberapa nama besar seperti Tesla, Toshiba, Dell, Xerox, Paypal seakan berlomba-lomba melakukan PHK dalam jumlah besar sejak awal tahun.
-
Siapa saja yang kena PHK di perusahaan teknologi? Tidak hanya perusahaan kecil, raksasa teknologi seperti Apple, Microsoft, dan Google juga terus mengurangi jumlah karyawan mereka tahun ini, meskipun telah mengumumkan PHK massal tahun lalu.
Perusahaan Ban Ternama di Cikarang Tutup, Nasib Ribuan Karyawannya Terancam PHK Massal
PT Hung-A Indonesia yang berlokasi di Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi dikabarkan akan menutup seluruh operasional produksi pada awal Ferbruari 2024.
Sekitar 1.200 karyawan di perusahaan itu terancam pemutus hubungan kerja (PHK) massal.
Informasi penutupan seluruh operasional produksi perusahaan yang sudah berdiri sejak 33 tahun lalu itu sudah diterima pihak Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bekasi pada Senin (8/1) kemarin.
"Melalui keterangan surat yang masuk ke kami pada Senin kemarin itu mengatakan perusahaan tersebut tutup, hal itu membuat hampir 1.200 para pegawainya di-PHK," kata Kepala Bidang Hubungan Industrial pada Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi, Nur Hidayah, Kamis (18/1).
Dalam surat yang diterima Disnaker, lanjut Nur, perusahaan yang memproduksi ban kendaraan itu memilih tutup karena di tahun ini tidak ada lagi orderan atau pemesanan yang masuk dari vendornya.
"Sudah enggak ada order, dalam surat pemberitahuan yang diberitahukan kepada kami, mereka di tahun 2024 tidak mendapatkan order, kan mereka itu buyer-nya cuma satu, pembeli mereka cuma satu."
Kata Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekas
@merdeka.com
Nur tidak mengetahui secara pasti kemampuan finansial perusahaan tersebut sehingga memutuskan menutup seluruh produksinya. Namun tidak adanya orderan dari pihak vendor menjadi alasan kuat perusahaan untuk menghentikan produksi.
"Jadi begitu si buyer tidak memberikan orderan atau tidak beli ya sudah di tahun 2024 enggak ada operasional produksi, kalau bangkrut sih enggak, tapi enggak ada order, kemampuan finansialnya kita secara keseluruhan memang enggak tahu, tapi ketika mereka tidak dikasih order bagaimana dia untuk beroperasi," jelasnya.
Disnaker Kabupaten Bekasi, kata Nur, memiliki keterbatasan kewenangan untuk menelusuri lebih lanjut persoalan tersebut, sehingga pihaknya belum mendapatkan keterangan pasti alasan perusahaan itu berhenti produksi.
"Kalau sejauh ini kita enggak bisa mendapatkan keterangan khusus untuk memastikan kenapa perusahaan tersebut tutup sesuai verifikasi kebenaran kasus tutupnya perusahaan tersebut, karena situasi dan kondisi saat ini kita enggak punya kewenangan," ungkapnya.
Rencana berhentinya produksi perusahaan yang berdiri sejak 1991 itu mengakibatkan nasib 1.200 karyawannya berada di ujung tanduk. Disnaker Kabupaten Bekasi juga belum bisa memastikan nasib ribuan karyawan setelah perusahaan itu benar-benar berhenti produksi pada awal Februari 2024 nanti.
"Kalau bicara bagaimana nantinya saya sampaikan di mana-mana pada saat ini kita sedang di satu sisi kondisi yang di luar prediksi, kalau bicara Disnaker bagaimana tindakannya? Secara spesifik kita belum bisa mengeksplor, karena saat ini kita dalam posisi penyelesaian pada hak para pekerja yang rata-rata mereka karyawan tetap," katanya
Saat ini, masih Nur, pihaknya masih mendalami tuntutan karyawan kepada perusahaan tempatnya bekerja.
Sebagian besar karyawan juga keheranan dan ingin mengetahui secara pasti penyebab perusahaan tersebut menghentikan produksinya.
"Para karyawan ini sedang kita dalami terkait menuntut apa nanti kepada perusahaan? Kemarin kita ketemu sama para karyawan, saya sempat menanyakan kepada mereka, kira-kira mereka maunya apa? Mungkin kita bisa memetakan," ujarnya.
"Tapi mereka kita tanya, para pekerja juga bingung kenapa perusahaan bisa tutup, jadi mereka ingin tahu persis kenapa perusahaan tersebut tutup, kalau alasan tutup sesuai surat yang disampaikan ke kami itu adalah tadi karena tidak ada orderan yang masuk," lanjut Nur.