Cari dana di lantai bursa lebih efektif daripada pinjam bank?
Dari data BEI, Sepanjang 2012-Juli 2014, total nilai emisi dari IPO, right issue, obligasi capai Rp 268 triliun.
Sejak pemerintah mengaktifkan kembali aktivitas di lantai bursa pada 10 Agustus 1977, pasar modal mengklaim punya peran besar untuk pendanaan perusahaan dan sarana investasi. Aktivitas pencarian dana di lantai bursa juga diklaim terus mengalami peningkatan.
Sejak era swastanisasi bursa, pertumbuhan pasar modal Indonesia diklaim mencapai puncaknya melalui beberapa insentif dan regulasi pemerintah. Bahkan, aktivitas di pasar modal dinilai bukan hanya sekedar alternatif tapi sudah menjadi sumber pendanaan utama.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Mengapa BRI dan BEI berkolaborasi untuk mendorong nasabah korporasi BRI melakukan IPO? Perusahaan-perusahaan berpeluang besar dalam mengembangkan bisnisnya melalui pendanaan dari pasar modal.
-
Bagaimana BRI dan BEI berharap nasabah korporasi mereka bisa memanfaatkan keuntungan dari IPO? Dengan menjadi perusahaan terdaftar, perusahaan memiliki akses langsung ke pasar modal untuk mendapatkan pendanaan tambahan di masa depan melalui penerbitan saham atau obligasi. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam manajemen keuangan perusahaan dan memperluas sumber pendanaan yang tersedia
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Siapa saja yang memegang saham PT Berau Coal Energy Tbk? Saat ini, PT Berau Coal Energy Tbk menguasai 90 persen saham perusahaan dan 10 persen dimiliki oleh Sojitz Coorporation.
Dana yang ditawarkan di pasar modal melalui pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO), pencatatan saham baru (rights issue) maupun penerbitan obligasi dianggap lebih efisien dibanding pendanaan yang didapatkan perusahaan dari pinjaman perbankan.
"Khususnya ketika tren inflasi sedang mengalami peningkatan yang secara tidak langsung mempengaruhi tingkat suku bunga pinjaman," ujar Divisi Penilaian Perusahaan BEI Umi Kulsum melalui siaran pers yang diterima merdeka.com, Jumat (29/8).
Dia menuturkan, jumlah perusahaan yang mencatatkan IPO, rights issue ataupun obligasi serta dana yang dihimpun dari ketiga aksi korporasi mencatatkan hasil signifikan saban tahun. Berdasarkan data BEI, dalam kurun waktu 2012-Juli 2014, total nilai emisi dari ketiga aksi korporasi tersebut sebesar Rp 268,04 triliun. Rinciannya, IPO dan Relisting atau Secondary Offering mencapai Rp 31,873 triliun, rights issue Rp 74,357 triliun dan hasil dari penerbitan obligasi, sukuk dan Efek Beragun Aset (EBA) sebesar Rp 161,184 triliun.
Hingga akhir Juli 2012, ada 502 perusahaan yang sahamnya telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Agar pilihan investasi investor di pasar modal Indonesia semakin beragam, otoritas BEI bersama Self Regulatory Organizations (SRO) lainnya, yaitu PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) berkomitmen untuk terus menambah jumlah perusahaan yang tercatat tanpa mengurangi kualitas dari masing-masing emitennya.
"BEI juga terus berupaya meningkatkan likuiditas saham emiten dan menambah jumlah obligasi yang tercatat. Salah satu cara untuk meningkatkan minat perusahaan yang berkualitas baik untuk melakukan aksi korporasi melalui pasar modal," katanya.
(mdk/noe)