Terduga Teroris di Gorontalo Sempat Rencanakan Aksi Teror di Bursa Efek Singapura pada 2015
YLK berupaya menghilangkan jejak, namun pergerakannya berhasil diketahui oleh Tim Densus 88 yang akhirnya ditangkap pada Rabu (21/8) lalu
Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri masih terus memeriksa YLK tersangka teroris yang berasal dari Desa Mongolato, Telaga, Gorontalo. Salah satunya mendalami terkait rencana aksi terornya terhadap Bursa Efek di Singapura.
Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Kenapa terorisme jadi ancaman besar untuk Indonesia Emas 2045? Sebagai negara kepulauan dengan keberagaman budaya dan agama, Indonesia memiliki potensi besar menjadi negara maju dan sejahtera. Namun, ancaman manifes dan laten tidak bisa dielakkan, seperti bibit intoleransi dan radikalisme pada aksi terorisme.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Apa definisi terorisme menurut UU 5/2018? Sementara, menurut pasal 1 angka 2 perpu 1/2002 UU 5/2018, terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas serta menimbulkan korban yang bersifat massal.
-
Bagaimana Densus 88 mengantisipasi ancaman teroris? 'Kita akan lanjutkan penyelidikan dan penyidikan untuk menjawab salah satunya pertanyaan seperti tadi,' ucap dia.
“Pada tahun 2015, YLK mencoba masuk ke Singapura melalui jalur laut. Namun ditolak oleh imigrasi Singapura dan dideportasi ke Batam,” kata Aswin saat dikonfirmasi, Selasa (3/9).
Rencana YLK yang gagal itu, ternyata diperintahkan ole AM/AZ petinggi Al Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP). Ketika dirinya berangkat ke Yaman untuk menjalani Lajnah Roqobah kegiatan kaderisasi dari kelompok Jamaah Ansharuh Syariah.
Karena gagal, YLK pun berupaya menghilangkan jejak, namun pergerakannya berhasil diketahui oleh Tim Densus 88 Antiteror Polri yang akhirnya ditangkap pada Rabu (21/8) lalu.
Barang Bukti yang Diamankan
Dari tangan YLK, petugas berhasil mengantongi barang bukti di antaranya; 1 lembar buletin dakwah Hizbut Tahrir Indonesia; 1 buah Paspor atas nama Yudi Lukito Kurniawan; dan 1 lembar dokumen pemeriksaan imigrasi Singapura.
“Pasca 2016, YLK berupaya menghilangkan jejak dengan mengganti identitasnya hingga ditangkap pada Agustus 2024,” jelasnya.
Setelah berhasil ditangkap, dari keterangan YLK petugas mengetahui yang bersangkutan adalah anggota dari AQAP kelompok ekstremis pemberontak jaringan Al-Qaeda yang aktif di Yaman dan Arab Saudi.
“Di tahun 2012, YLK bergabung dengan kelompok Jamaah Anshor Tauhid (JAT) dan mengikuti program pengiriman personal ke Yaman sebagai bagian dari jihad global AQAP,” jelasnya.
Sebelum terjerumus dalam kelompok teroris AQAP, YLK juga tercatat pernah mengikuti sejumlah pelatihan militer mulai dari di Philipina sampai di Jawa Timur.
“Sebelum bergabung dengan AQAP, YLK pernah mengikuti pelatihan di Camp Hudaibiyah, Philipina pada tahun 1998- 2000. Selanjutnya pada tahun 2001, YLK pernah mengikuti Muqoyama Badar tahap 2 (Pelatihan Para Militer) di Jawa Timur yang merupakan program Jamaah Islamiyah,” jelasnya.