Cari inspirasi di Indonesia, pria ini kini hartanya Rp 15,2 T
Modal bisnisnya berupa kalung kerang yang dibeli di Bali harganya Rp 20 ribu.
Asyik sekali pengalaman hidup Nicholas Woodman atau Nick Woodman ini. Bermula dari hobi berselancar, dia menciptakan produk yang mengubah nasibnya jadi miliuner. Ya, Nick yang kini berusia 38 tahun berhasil menciptakan produk yang sebelumnya tak ada untuk memenuhi hasrat para peselancar demi merekam aksinya di laut lepas.
Produk kamera dan video perekam GoPro yang diciptakan Nick lantas menuai sukses di pasar. Kamera GoPro laku sebanyak 2,3 juta unit pada 2012. Desember 2012, sebanyak 8,88 persen saham perusahaannya dibeli raksasa manufaktur Taiwan, Foxxcon dengan nilai USD 200 juta. Nilai perusahaannya terangkat kini diperkirakan mencapai USD 2,5 miliar.
Nick adalah pemegang saham mayoritas di perusahaannya dan pada 2014, kekayaannya ditaksir mencapai USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 15,2 triliun. Dari perjalanan berselancar di Indonesia, Nick mendulang kekayaan megabesar. Berikut kisah perjalanan Nick Woodman yang sangat inspiratif dirangkum merdeka.com:
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Kata-kata bijak apa yang paling menginspirasi kamu untuk bangkit dari kegagalan? “Kegagalan adalah umpan balik konstruktif yang memberi tahu kamu untuk mencoba pendekatan berbeda untuk mencapai apa yang kamu inginkan.” - Idowu Koyenikan
-
Kenapa kata-kata hari ini yang lucu dan inspiratif penting? Meskipun terkesan sebagai sebuah candaan, kata-kata hari ini mengandung makna yang sangat dalam.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Bagaimana kata-kata indah bisa menginspirasi kita? Dengan keindahan makna dan ucapan, kata-kata Bahasa Indonesia yang bermakna indah bisa menjadi inspirasi dalam menulis karya hingga pemberian nama.
Bermula dari Bali
Hobi surfing membawanya ke Indonesia pada usia 26 tahun. Dia mencoba derasnya ombak di Bali. Untuk memotret aktivitas surfingnya, Woodman mengikat kamera 35mm ke tangannya dengan karet gelang.
Dari pengalamannya, dia kesusahan memotret dirinya saat sedang beraksi. Kalaupun mau alat seperti itu yang profesional, harganya di pasaran sangat mahal. Untuk peselancar amatiran seperti dia tentu enggan merogoh kocek dalam-dalam.
Dari Bali itulah inspirasinya muncul. Dia mengembangkan sejenis sabuk yang mengikat kamera ke tubuh, sebelum kemudian menciptakan kameranya. Sebagai modal awal dia menjual kalung kerang yang dibeli di Bali seharga USD 1,9 atau sekitar Rp 20.000 laku USD 60 atau sekitar Rp 700 ribu. Dia pinjam uang ibunya USD 35 ribu dan uang ayahnya USD 200 ribu sebagai modal awal perusahaan hingga sebesar sekarang.
Sukses karena menekuni hobi
Pada akhir masa SMA, Woodman masih seperti remaja Amerika lainnya yang bermain bisbol atau football. Namun kemudian dia merasa saatnya menekuni hobi dengan serius yaitu berselancar. Woodman memutuskan kuliah di University of California, San Diego karena kedekatan kampusnya dengan pantai.
Sambil kuliah dia bisa meneruskan hobinya surfing. "Passion anda adalah petunjuk jalan yang paling nyata," kata Woodman dikutip Forbes. Dia mengetes pengikat di pergelangan tangan dengan kamera yang sudah ada selama lima bulan di Indonesia dan Australia. Setelah uji coba berhasil kemudian perusahaannya mengembangkan kamera, casing dan tali pengikat.
"Ketika saya meninggalkan olahraga tim, menekuni surfing, dan juga menekuni pesawat radio kontrol, gadget serta semua yang saya suka. Itulah yang membawa saya hingga GoPro terwujud," kata Woodman.
Bangkit dari kegagalan
Sebelum menciptakan GoPro, Woodman pernah punya dua start up dan gagal dua-duanya. Kegagalan pertama datang pada 1999 saat dia mendirikan platform game Funbug yang mendapat modal dari investor senilai USD 3,9 juta pada era booming dotcom. Angka sangat besar untuk anak seusia Woodman. Tapi proyek itu gagal seiring pecahnya gelembung dotcom pada 2001.
Start up keduanya adalah EmpowerAll.com, menjual barang elektronik dengan margin untung sekitar Rp 20 ribu per biji barang. Proyek ini juga gagal karena barang-barangnya tak laku.
Ketakutan untuk gagal kembali membuat Woodman serius mengembangkan GoPro. Dia bekerja 18 jam sehari sebelum produk pertama kamera lensa 35 mm GoPro keluar perdana September 2004.
Pintar menjual
Kemampuan Woodman menjual produk ikut berandil besar dalam sukses GoPro. Woodman tahu cara mendekati pembeli dan barangnya laku. Dalam mendanai tahun-tahun pertama GoPro dia kulakan tali pengikat dari Indonesia yang laku 50 kali lipat di Amerika. Dia mengendarai VW Bus tahun 1971 keliling pantai di Amerika agar orang mau membeli barangnya.
"Saya bisa menjual barang yang saya yakini akan laku. Tetapi saya tidak bisa menjual barang yang saya sendiri tidak yakin akan laku," kata Woodman.
Strategi awalnya dengan menjual kamera di pameran produk sports. Pada tahun pertamanya GoPro untung USD 150 ribu atau Rp 1,7 miliar. Angka sangat besar untuk anak 28 tahun.
Terus mengembangkan diri atau mati
Butuh waktu 10 tahun bagi GoPro mengembangkan produknya. Dari semula menjual kamera lensa 35mm sekarang sudah pada kualitas HD. GoPro juga sudah menjual video perekam digital. Masa 10 tahun itu dilewati dengan tujuh kali evolusi pada kamera.
Saat pertama membuat kamera film 35mm, Woodman sudah sadar untuk suatu saat masuk era digital. Woodman menyadari tanpa berkembang dan berinovasi dengan produk baru, perusahaannya akan mati.
Mencari inspirasi di Bali, Woodman yang kini tinggal di California bersama dua putra tinggal menikmati hartanya yang berlimpah.