Catat beban Rp 19,6 T, laba XL 2013 turun tajam 62,4 persen
Beban tertinggi berasal dari sisi infrastruktur yang naik 15,7 persen menjadi Rp 6,02 triliun.
PT XL Axiata Tbk (EXCL) membukukan laba 2013 menurun dibanding tahun sebelumnya. Direktur Utama XL Hasnul Suhaimi mengatakan, tingginya beban usaha menjadi penyebab salah satu operator telekomunikasi di Indonesia ini membukukan penurunan laba tahun lalu sebesar 62,4 persen menjadi Rp 1,032 triliun.
"XL menghadapi tahun yang penuh tantangan pada 2013 karena pelemahan posisi di pasar," kata Hasnul dalam siaran pers, Jakarta, Kamis (6/2).
Menurut Hasnul, beban perseroan membengkak dari Rp 16,61 triliun menjadi Rp 19,6 triliun. Di mana beban tertinggi berasal dari sisi infrastruktur yang naik 15,7 persen menjadi Rp 6,02 triliun. Sisanya berasal dari beban penyusutan Rp 5,64 triliun dan selisih kurs senilai Rp 1,03 triliun.
Beban infrastruktur tersebut lebih banyak dihabiskan untuk investasi pada infrastruktur layanan data di mana sepanjang tahun lalu, XL menambah Node B dan BTS 2G diseluruh Indonesia. Dengan demikian, hingga Desember 2013, XL telah memiliki 15.068 Node B atau meningkat 15 persen dari tahun lalu meningkat 15 persen. Total BTS 2G dan 3G sebanyak 44.946 unit.
Meski demikian, perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 1,4 persen dibanding 2012 menjadi Rp 21,26 triliun. Peningkatan pendapatan tersebut ditopang oleh penetrasi data yang kuat dengan kenaikan pendapatan layanan data sebesar 16 persen dibandingkan tahun lalu. Pendapatan non-percakapan berkontribusi sebesar 54 persen dari total penggunaan pendapatan atau meningkat dari 50 persen.
Layanan data berkontribusi 23 persen dari total pemakaian pendapatan dibandingkan tahun lalu sebesar 20 persen. Traffic data perseroan tercatat tumbuh 142 persen dengan total pelanggan data mencapai 33 juta pelanggan atau 54 persen dari total pelanggan XL. "Layanan data menjadi layanan dengan tingkat pertumbuhan tercepat dan kunci kontributor," kata Hasnul.
Sepanjang 2013, XL telah membelanjakan Rp 7,4 triliun untuk investasi pada jaringan infrastruktur. Dana ini merupakan kombinasi dana internal dan utang perseroan. Utang perseroan sendiri selama 2013 meningkat menjadi Rp 17,8 triliun dari tahun sebelumnya Rp 13,5 triliun, dan utang bersih/EBITDA meningkat dari 1,3 kali menjadi 1,9 kali.
Tahun ini, perseroan akan fokus pada strategi dalam pengembangan data. Seperti dilaporkan, XL tengah dalam proses mengakuisisi perusahaan provider telekomunikasi PT Axis Telekom Indonesia. "Setelah mendapatkan semua persetujuan untuk akuisisi dan merger, XL akan fokus pada penggabungan usaha yang lebih besar untuk memberikan nilai lebih kepada pemegang saham, pelanggan, dan pemangku kepentingan," kata Hasnul.