Celah kongkalikong di balik penunjukan langsung pembangkit 35.000 MW
Ada 16 proyek berdaya 4.648 MW dibuka pengadaannya melalui penunjukan langsung mengacu Permen ESDM No 3/2015.
Pemerintahan Jokowi-JK berambisi membangun proyek listrik berkapasitas 35.000 MW dalam kurun waktu lima tahun, 2015-2019. Dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 0074.K/21/MEM/2015 tentang Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2015-2024, sudah ditetapkan 109 proyek yang masuk dalam program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW.
Dari 109 proyek pembangkit berdaya total 36.585 MW, 74 proyek berkapasitas 25.904 MW di antaranya akan dikerjakan dengan skema pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) dan 35 proyek lainnya berdaya 10.681 MW dikerjakan PLN.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Bagaimana cara PLTA Kracak menyalurkan listrik? “Jadi ini listriknya disalurkan ke Bogor, yang saat itu Buitenzorg sedang butuh, terutama untuk penerangan kantor gubernur. Setelah Buitenzorg memiliki penerangan, listrik disalurkan ke Tanjung Priuk untuk operasional Trem dan perkotaan,” kata sang kreator, Jejak Siborik.
-
Kenapa tiang listrik itu terbakar? Diduga, terbakarnya tiang listrik itu dipicu korsleting atau hubungan arus pendek.
-
Bagaimana petugas memadamkan kebakaran tiang listrik? Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air untuk memadamkan kebakaran tiang listrik di Jalan Prof M Yamin menuju Taman Menteng, Jakarta, Rabu (17/1/2024).
-
Kapan Kota Solo resmi dialiri listrik? Pada 12 Maret 1901, Kota Solo resmi dialiri listrik.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) mencium aroma tak wajar di balik proyek pengadaan tenaga listrik 35.000 MW. Sekretaris Jendral Fitra Yenny Sucipto menyebut, mekanisme penunjukan langsung dalam pengadaan listrik 35.000 MW menjadi persoalannya. Mekanisme ini membuka celah aksi kongkalikong BUMN dengan investor, ataupun elit politik dengan pebisnis.
"Untuk penunjukan langsung tahun ini dari 16 jenis, 8 jenisnya banyak dilakukan untuk proyek di Sulawesi," ujarnya di Kantor Fitra, Jakarta, Minggu (19/4).
Dari data Kementerian ESDM, dari 74 proyek IPP, sebanyak 21 berkapasitas 10.348 MW tengah memasuki proses pengadaan yakni sudah melewati masa pendaftaran.
Saat ini ada 16 proyek IPP berdaya 4.648 MW sudah dibuka pengadaannya melalui penunjukan langsung mengacu Permen ESDM Nomor 3 Tahun 2015 tentang Prosedur Pembelian Tenaga Listrik. Ada 37 proyek IPP berkapasitas 10.908 MW akan dibuka pengadaannya melalui mekanisme pelelangan.
Sementara itu, dari 35 proyek yang dikerjakan PLN, delapan proyek berkapasitas 2.301 MW di antaranya sudah berlangsung proses pengadaan dengan metode pelelangan. Ada 27 proyek lainnya dengan kapasitas 8.380 MW akan dibuka proses pengadaannya dengan metode pelelangan.
Seperti diketahui, total kebutuhan pendanaan selama periode 2015-2019 itu adalah Rp 1.127 triliun yang terdiri atas PLN Rp 512 triliun dan swasta (IPP) Rp 615 triliun. Pendanaan PLN diperuntukkan bagi proyek pembangkitan Rp 199 triliun dan transmisi serta gardu induk Rp 313 triliun. Sementara, kebutuhan pendanaan IPP Rp 615 triliun seluruhnya untuk pembangkitan.
Pemerintah perlu menambah 7.000 MW per tahun untuk mendukung asumsi pertumbuhan ekonomi 6-7 persen per tahun. Saat ini, kapasitas terpasang nasional sebesar 50.000 MW. Dengan tambahan 35.000 MW, maka rasio elektrifikasi dijanjikan meningkat dari 84 persen pada 2015 menjadi 97 persen di 2019.
Baca juga:
Tunjuk langsung proyek 35.000 MW, PLN cederai persaingan usaha
Penunjukan langsung proyek 35.000 MW, bancakan politisi & korporasi
Indonesia tertinggal dari Malaysia & Vietnam dalam pemanfaatan PLTN
Megaproyek listrik 35.000 MW Jokowi habiskan dana Rp 1.127 T