Cetak Kinerja Positif, Merdeka Copper Gold Kantongi Pendapatan USD 1,67 Miliar
Peningkatan pendapatan yang signifikan ini terutama didorong oleh bisnis nikel di bawah kendali anak perusahaan MDKA, PT Merdeka Battery Materials Tbk.
PT Merdeka Copper Gold Tbk. (IDX: MDKA) mencetak kinerja keuangan positif hingga kuartal III tahun 2024. Kinerja ini didorong oleh ekspansi strategis bisnis nikel perusahaan.
Perseroan melaporkan pendapatan konsolidasi sebesar USD1,67 miliar dan EBITDA sebesar USD221 juta, merupakan pertumbuhan secara tahunan (year on year/yoy) masing-masing sebesar 43 persen dan 22 persen.
- Nikel Asal Indonesia Digunakan Pabrik Baterai Terbesar di Dunia, Dipakai untuk Mobil LIistrik Tesla Hingga BMW
- Tegas, Bahlil Mau Harga Nikel, Batubara dan Timah Ditentukan Indonesia Bukan Asing
- Meski Harga Terus Merosot, Investasi Hilirisasi Nikel Tetap Diincar Bank Dalam Negeri
- Indonesia Simpan Harta Karun 1,2 Juta Hektare Tambang Nikel, Di mana Lokasinya?
Peningkatan pendapatan yang signifikan ini terutama didorong oleh bisnis nikel di bawah kendali anak perusahaan MDKA, PT Merdeka Battery Materials Tbk (IDX: MBMA), yang melakukan initial public offering (IPO) pada April 2023.
Presiden Direktur MDKA, Albert Saputro mengatakan, sejumlah hasil penting dalam operasional bisnis nikel mencakup peningkatan produksi di PT Sulawesi Cahaya Mineral (“tambang SCM”), serta produksi nikel berupa nikel pig iron (“NPI”) dan high grade nikel matte (“HGNM”).
"Sepanjang sembilan bulan pertama 2024, tambang SCM memproduksi 6,7 juta metrik ton basah/wet metric ton (“wmt”) limonit, meningkat 176 persen dibandingkan sembilan bulan pertama 2023," kata Albert dalam keterangannya, Kamis (19/12).
"Fokus strategis Grup Merdeka dalam mengembangkan operasi nikel dan bisnis di segmen hilirisasi telah membuahkan hasil yang luar biasa dan menempatkan kami pada pertumbuhan berkelanjutan. Kemajuan proyekproyek utama lainnya juga menunjukkan kemajuan yang menggembirakan, termasuk Proyek Emas Pani (“Pani”), yang berpotensi menjadi tambang emas primer terbesar di Indonesia, dan Proyek Tembaga Tujuh Bukit (“TB Copper”), salah satu deposit tembaga terbesar di dunia yang belum dikembangkan. Kedua proyek kelas dunia ini akan mendukung pertumbuhan berkelanjutan grup ini secara signifikan,” terang dia.
Pada periode yang sama, tambang SCM memproduksi 1,9 juta wmt saprolit, atau meningkat sebesar 113 persen yoy. Selain itu, smelter RKEF memproduksi 63.338 ton nikel NPI, sedangkan fasilitas nikel matte memproduksi 38.422 ton nikel HGNM.
Upaya Optimalisasi
Pada kuartal III-2024, upaya optimalisasi dan mobilisasi kontraktor pertambangan baru mendukung peningkatan volume produksi bijih nikel yang signifikan. Produksi bijih limonit meningkat 130 persen, sedangkan produksi bijih saprolit meningkat 360 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Dia menambahkan secara konsisten membelanjakan modal untuk mendorong pertumbuhan di masa depan melalui investasi pada proyek-proyek strategis sepanjang sembilan bulan pertama 2024.
Perusahaan mengalokasikan USD65 juta untuk Pani, dengan fokus pada pembangunan pabrik pengolahan, pengembangan infrastruktur tambang, serta pengeboran dan studi teknis yang sedang berlangsung.
Selain itu, MDKA menginvestasikan USD28 juta di proyek TB Copper untuk eksplorasi lanjutan dan berbagai studi optimalisasi guna meningkatkan keekonomian proyek. Hal ini mencakup integrasi peningkatan sumber daya terindikasi sebesar 755 juta ton dengan kandungan 0,60 persen tembaga dan 0,66 g/t emas, yang menghasilkan cadangan bijih yang lebih besar pada kuartal pertama 2025, serta mengkaji opsi pemrosesan hilir.
"TB Copper memiliki sumber daya mineral yang mengandung 8,2 juta ton tembaga dan 27,9 juta ounces emas dan diperkirakan akan menghasilkan sekitar 200.000 ton tembaga per tahun pada puncak produksinya," tutup Albert.