Nikel Asal Indonesia Digunakan Pabrik Baterai Terbesar di Dunia, Dipakai untuk Mobil LIistrik Tesla Hingga BMW
Kemitraan strategis ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi bagian penting dari rantai pasokan global baterai kendaraan listrik.
MIND ID menjalin kerja sama dengan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), yang merupakan perusahaan teknologi dan produsen baterai asal China yang berfokus pada baterai ion litium.
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan, CATL merupakan pemasok utama baterai untuk kendaraan listrik (EV) dari Tesla, Mercedes, dan BMW. Kerja sama ini akan mengubah nikel Indonesia menjadi feronikel dan MHP (Mixed Hydroxide Precipitate), yang selanjutnya akan diproses menjadi bahan kimia baterai untuk industri EV.
"Alhamdulillah jajaran sudah berhasil menjalin kerja sama dengan pabrik EV battery terbesar di dunia yang namanya CATL. CATL ini merupakan supplier dari baterainya Tesla, baterainya EV-nya Mercedes dan EV-nya BMW," kata Hendi, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, di Jakarta, Rabu (4/12).
Menurutnya, kemitraan strategis ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi bagian penting dari rantai pasokan global baterai kendaraan listrik.
Sejalan dengan hal tersebut, dalam lima tahun ke depan, MIND ID akan fokus mengembangkan bahan baku untuk material baterai kendaraan listrik. Lantaran Indonesia memiliki peran yang semakin penting dalam industri kendaraan listrik (EV), khususnya dalam pengembangan bahan baku untuk baterai.
Olah Produk Limonit
Proyek ini bertujuan untuk mengolah produk limonit hasil pertambangan nikel menjadi bahan kimia baterai yang dapat digunakan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
"Dalam waktu ke depan ini selama 5 tahun ke depan kita akan mengembangkan bahan baku untuk EV battery material. Artinya kita akan membuat battery chemical dari produk limonit hasil pertambangan nikel" ujarnya.
Hendi menjelaskan, rencana tersebut akan dimulai dengan mengolah nikel menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang kemudian dicampur dengan bahan lain. Hasil olahan itu akan diproses lebih lanjut menjadi precursor, katoda, hingga akhirnya menjadi sel baterai dan baterai EV siap pakai.
"Kita olah menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan kemudian kita campur dengan bahan lain dan siap nantinya diolah dalam proses berikut menjadi precursor, katoda, baterai sel dan akhirnya menjadi EV battery," jelas Hendi.
Dengan demikian, melalui proses ini, Indonesia tidak hanya akan menjadi pemain utama dalam rantai pasokan nikel global, tetapi juga berperan dalam menghasilkan bahan baku penting untuk industri kendaraan listrik yang terus berkembang.