September 2024, LG akan memulai pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Batang.
Hadirnya pabrik katoda LG di Batang menjadi integrasi pembangunan hulu dan hilir ekosistem baterai kendaraan listrik.
Pabrik Baterai Kendaraan Listrik oleh LG akan Mulai Dibangun pada September 2024
Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala BKPM, membagikan informasi terbaru tentang investasi dari konsorsium LG Energy Solution (LG). Tujuan dari investasi ini adalah membangun pabrik prekursor atau katoda yang akan menjadi bagian penting dalam ekosistem baterai kendaraan listrik di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah.
Menurut Bahlil, feasibility study selesai di Agustus dan rencananya pembangunan pabrik katoda LG di Batang akan dimulai pada bulan September. Dia juga menjelaskan bahwa pembangunan pabrik katoda LG di Batang merupakan bagian dari integrasi pembangunan hulu dan hilir ekosistem baterai kendaraan listrik. Selain itu, dia menyebutkan bahwa prekursor smelter untuk pengembangan baterai cell akan berada di Maluku Utara, sementara baterai sel akan diproduksi di Karawang.
Bahlil menargetkan Kawasan Industri Terpadu Batang sebagai lokasi relokasi pabrik asal China yang hengkang akibat perang dagang. Menurutnya, sejak terjadinya perang dagang antara AS dengan China, belum ada investor asing yang memindahkan pabriknya ke Indonesia. Kawasan Industri Terpadu Batang telah disiapkan dengan infrastruktur dasar dan utilitas yang lengkap, serta didukung dengan konektivitas terlengkap, mulai dari jalan tol, pelabuhan, dan jalur kereta api dengan konsep green, sustainable, dan circular economy.
Kawasan Industri Terpadu Batang menawarkan solusi terintegrasi di atas lahan seluas 4.300 hektare yang memenuhi kebutuhan industri global yang menerapkan teknologi tinggi, termasuk industri padat karya.
Meskipun tidak mencabut, LG tetap berinvestasi dalam baterai kendaraan listrik di Indonesia
Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), telah memastikan bahwa konsorsium LG Energy Solutions akan tetap melanjutkan produksi baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Pada awal 2023, LGES sempat menghadapi ancaman pembatalan dalam proyek baterai kendaraan listrik tersebut. Namun, saat ini, negosiasi terkait partisipasi di Indonesia telah selesai dibicarakan.
Dia mengatakan bahwa meskipun negosiasi antara LGES dan pihak Indonesia yang diwakili Antam sempat mandek karena adanya bahasan yang cukup sulit, namun Bahlil telah memastikan bahwa rencana tersebut tetap akan dilaksanakan dan LGES tidak akan mundur. Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat akan ada pertemuan dengan BUMN yang juga terlibat dalam pengembangan baterai kendaraan listrik, yaitu MIND ID dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam), untuk menjalin kerja sama.
Jelasnya, waktu itu LG mengalami sedikit penundaan karena masih dalam tahap negosiasi. Namun, negosiasi tersebut telah selesai dan suratnya telah diberikan kepada kami. Kami berencana untuk segera memulai rapat-rapat dengan BUMN pertengahan bulan ini guna menyelesaikannya.
Baterai Kendaraan Listrik diproduksi melalui proses tertentu
Pada pertemuan tersebut, topik yang akan dibahas adalah tentang penghitungan nilai ekonomi dari proses penambangan sampai dengan produksi baterai kendaraan listrik.
Menurutnya, terkait dengan harga tambang, nilai valuasinya hanya itu saja. Namun, yang lainnya sudah selesai dan lebih maju. Mereka akan memproduksi 10 giga (gigawatt) baterai sel pertama tahun depan, sehingga menurut saya, proses tahapan berikutnya akan jauh lebih cepat.