Dahlan Iskan Prediksi Ekonomi RI Bisa Tumbuh 3,7 Persen di 2021, tapi Ada Syaratnya
Menurut Dahlan, pembatalan penerapan PPKM periode 24 Desember hingga awal tahun 2022 menjadi kunci untuk memulihkan ekonomi di tahun depan. Karena dampaknya akan sangat terasa.
Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 sebesar 3,6 persen hingga 3,7 persen. Hal itu bisa dicapai jika pemerintah membatalkan penerapan PPKM level menjelang libur natal dan tahun baru (nataru).
"Bayangan saya tahun 2021 seperti yang datanya kan tadi, mungkin kita bisa tumbuh 3,6 atau 3,7 persen, lumayan sekali," kata Dahlan Iskan dalam diskusi Bicara Kekinian Mencari Solusi: Corona dan Ekonomi 2022, Senin (20/12).
-
Mengapa pembangunan IKN penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia? “Ibu Kota Nusantara diharapkan menjadi penggerak ekonomi Indonesia di masa depan, mendukung transformasi ekonomi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045,” jelas Teni dalam sebuah sosialisasi.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
Menurut Dahlan, pembatalan penerapan PPKM periode 24 Desember hingga awal tahun 2022 menjadi kunci untuk memulihkan ekonomi di tahun depan. Karena dampaknya akan sangat terasa. Berbeda jika pemerintah menerapkan kembali PPKM maka kegiatan perekonomian akan terpuruk kembali.
"Seandainya betul-betul PPKM diterapkan 24 Desember sampai awal Januari itu memang pukulan yang sangat berat," ucapnya.
Berdasarkan prediksinya, pemerintah masih akan menerapkan sistem tarik ulur dalam pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia. Akan dilihat perkembangan kondisi di setiap daerah guna mencegah terjadinya gelombang ketiga pandemi. Prediksi Dahlan, pemerintah hanya melakukan pengetatan.
"Saya mempunyai perkiraan mungkin pemerintah akan tarik-ulur tarik-ulur tarik-ulur begitu. Jadi di mana membahayakan di situ akan tarik, di mana tidak membahayakan diulur. Konkretnya 25 sampai tanggal 1 Januari itu mungkin akan dilihat per daerah, daerah mana ini yang penuh dikendalikan keras misalnya Puncak harus ganjil genap sekaligus memperbaiki lalu lintas," jelasnya.
Ekonomi 2022 Tumbuh 5 Persen
Lebih lanjut, Dahlan juga memprediksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 optimisnya bisa mencapai 5 persen. Menurutnya, target sebesar 7 persen untuk pertumbuhan ekonomi di tahun depan dinilai masih sulit.
"Saya kira tahun depan jauh lebih baik dari pada tahun ini jauh lebih baik, tetapi untuk mencapai angka 7 persen mungkin masih sulit ya, kalau bisa tumbuh 5 persen sudah bagus juga. Tapi yang optimistis luar biasa bisa 7 persen dan pesimistis sekalipun saya kira 4 persen," ujarnya.
Dahlan menegaskan, setiap orang bahkan ekonom pun tidak bisa memprediksi dengan tepat berapa pertumbuhan ekonomi di tahun 2022, sepanjang tidak ada kepastian mengenai covid-19, prediksi begitu semua bersandar pada covid-19.
"Begitu baru bisa diprediksi jangan-jangan kita prediksi bagus, ternyata ada gelombang ke-3 dan itu sudah semua prediksi akan rusak begitu. Sepanjang tidak ada gelombang ketiga seperti sekarang kita berusaha keras bahwa akhir tahun ini tidak ada gelombang ketiga sampai awal tahun depan," pungkas Dahlan.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)