Dalam satu bulan, Rp 6 triliun mengalir ke stasiun TV
Survei juga memotret produk iklan terbanyak dan perusahaan yang paling rajin beriklan di televisi.
Iklan dan perusahaan media tidak bisa dipisahkan. Bagi perusahaan, mempromosikan produk barang dan jasa di perusahaan media menjadi strategi merebut pasar. Sementara bagi perusahaan media, pendapatan dari iklan menjadi denyut nadi.
PT Sigi Kaca Pariwara telah melakukan survei di seluruh televisi nasional dan program-programnya. Salah satu hasilnya, dalam satu bulan (Mei 2015), total belanja iklan di seluruh televisi mencapai Rp 6,494 triliun. Survei juga memotret produk iklan terbanyak dan perusahaan yang paling rajin beriklan di televisi.
-
Siapa yang diundang Vidio ke Jakarta untuk mempromosikan Premier League? Vidio bakal Menghadirkan kiper legendaris Peter Schmeichel. Peter Schmeichel, merupakan salah satu penjaga gawang terbaik dalam sejarah Manchester United dan Denmark, bahkan pernah terpilih sebagai "Penjaga Gawang Terbaik Dunia" pada tahun 1992 dan 1993.
-
Kapan promo KURMA berakhir? Nasabah dapat memanfaatkan promo ini hingga 30 April untuk 1.500 nasabah pertama.
-
Siapa yang menggelar sejumlah promo besar-besaran dalam HUT Jakarta ke-497? Sejumlah promo besar-besaran pun digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
-
Kapan Promo THR Blibli dimulai? Di program promo lebaran THR dimulai dari 11 Maret 2024 sampai 1 April 2024, Blibli tentunya sudah menyediakan berbagai pilihan hadiah yang bisa Anda berikan sebagai bentuk apresiasi.
-
Kapan Kombes Hengki Haryadi dipromosikan? Rotasi jabatan Dirkrimum, Dirintelkam, dan Karoops tertuang dalam Surat Telegram Nomor ST/2750/XII/KEP./2023, tertanggal 7 Desember 2023. Sementara rotasi jabatan Kabidkum tertuang dalam Surat Telegram terbaru ST/2864/XII/KEP./2023 tertanggal 28 Desember 2023.
-
Siapa yang terlibat dalam mempromosikan Sail Teluk Cenderawasih di Jakarta? Warga suku Papua sedang melakukan aksi menabuh gendang saat mengkampanyekan Sail Teluk Cenderawasih di Kawasan Thamrin, Jakarta, Minggu (8/10/2023).
"Dengan AdsTensity para pemilik brand dalam berbelanja, akan bisa mengukur ROI secara lebih bagus, dengan membandingkan nilai investasi dengan rating yang dihasilkan selama ini," kata Direktur Sigi Kaca Pariwara, Sapto Anggoro.
PT. Sigi Kaca Pariwara yang berfokus di data riset komersial iklan komersial. Riset yang dilakukan setiap saat, terhadap iklan tv komersial (TVC) yang memakai frekuensi publik (free to air). Dari seluruh iklan tersebut dicatat volumenya dan harganya sesuai dengan yang dipublikasikan (publish rate). Sehingga nilai yang ada adalah brutto karena tidak diketahui diskon yang hanya terlibat antara brand dan pemilik station. Kecuali itu juga tidak termasuk iklan tv dalam bentuk running text, superimpose, atau blocking time.
merdeka.com mencatat fakta-fakta yang terangkum dari survei tersebut.
Djarum paling besar iklan di TV
Pada bulan Mei lalu, perusahaan rokok Djarum menjadi perusahaan (brand) terbesar dalam belanja iklan TV lokal terestrial nasional. Sedikitnya, di 13 televisi nasional Djarum menghabiskan dana sekitar Rp 272,924 miliar sepanjang Mei 2015. Sedangkan Traveloka memasang TVC paling sering di antara seluruh brand yang beriklan.
Djarum dan Djarum Super Mild menduduki dua besar di antara 10 besar pembelanja iklan. Secara keseluruhan Djarum mengeluarkan dana sekitar 4,19 persen dari total belanja iklan.
Naiknya Djarum di posisi spending terbesar ini menggantikan Sampoerna yang pada kuartal pertama (Januari-Maret) mendominasi spending iklan TV sekitar Rp 223 miliar (untuk 3 bulan).
Selain Djarum, pembelanja kedua adalah Pondâs dari Unilever sebesar Rp 97,174 miliar, sedangkan nomor 4 dan 5 Marjan Rp 82,34 M dan Marjan Coco Pandan Rp 77,18 M, baru diikuti Traveloka sebesar Rp 77,18 M. Diperkirakan bulan depan Marjan dan beberapa perusahaan/brand makanan akan naik signifikan karena bersamaan dengan bulan Ramadan.
Traveloka, paling banyak tayang di TV
Meski Djarum mengeluarkan biaya paling tinggi, namun jumlah TVC yang paling banyak tayang justru Traveloka, perusahaan e-commerce untuk pemesanan tiket pesawat dan hotel lokal. Total TVC yang ditayangkan Traveloka, sebanyak 5.345 kali. Atau rata-rata per hari 172,419 TVC atau 7,18 kali per jam.
Ada dua tayangan andalan Traveloka yakni video orang yang tergesa-gesa cari tiket ngejar pesawat, dan video cewek bouncy jumping dan mendarat di kasur kamar hotel yang empuk. Kedua TVC ini sama-sama jualan download aplikasi (Apps) mobile Traveloka.Â
Yang menjadi pertanyaan, dengan jumlah TVC yang banyak tapi tidak bisa mengalahkan Djarum dalam belanjanya, karena kedua TVC Traveloka tersebut durasinya hanya 15 detik, sedangkan Djarum mayoritas 30 detik. Secara budget, Traveloka kurang dari 1/3 total belanja Djarum, sekitar Rp 77,18 Miliar.Â
RCTI, televisi penerima iklan terbesar
Untuk penerima iklan terbesar masih dikuasai RCTI dengan pendapatan Rp 932,217 miliar. Urutan kedua SCTV dengan total Rp 898,34 miliar, ketiga Indosiar sebesar Rp 777,12 miliar.
Selanjutnya, Trans Tv dan Trans 7 yang menjadi penerima iklan. Antv dan Tv One pun menjadi salah satu penerima iklan terbesar di bawah Transcorp.
MNC Grup, penguasa pangsa iklan televisi
Secara total pendapatan MNC Grup milik Hary Tanoesoedibjo memperoleh pendapatan sebesar Rp 2,234 triliun. MNC grup atau menguasai pangsa pasar 34,4 persen dari total seluruh grup televisi. Angka ini sumbangan dari RCTI, Global TV, dan MNC TV.
Sementara Emtek Grup melalui SCTV dan Indosiar menguasai pangsa pasar kedua dengan 25,8 persen atau total Rp 1,675 triliun. Grup konglomerasi Bakrie dengan ANTV dan TV-One mendapatkan share iklan 16,22 persen senilai Rp 1,053 triliun.Â
Sedangkan, Trans Corp melalui Trans7 dan TransTV mendulang 15,1 persen. Tahun ini Trans Corp tidak sekemilau seperti tahun 2013 yang berjaya sampai sempat menguasai 40 persen pendapatan iklan.
SCTV, stasiun televisi yang banyak diminati
Walau di peringkat kedua, acara-acara SCTV dan Indosiar dari grup Emtek mendominasi program siaran yang paling diminati. SCTV Sinetron dan Konser Final Dacademy adalah dua mata acara paling hot.
SCTV Sinetron dapat iklan sebesar Rp 368,439 miliar (8.811 TVC) di urutan pertama, sedang Konser Final D Academy mendapat Rp 257,552 miliar (5.131 TVC), sedang di tempat ketiga Layar Drama Indonesia (RCTI) dengan pendapatan Rp 257,447 miliar (6.072 kali tayang TVC).
Posisinya mepet sekali antara acara D Academy (Dangdut Academy) dengan Layar Drama, kalau dilihat dari jumlah tayangan TVC maka harga di RCTI lebih murah dibanding D Academy.