Data BPS: Tingkat Kemiskinan di Kota Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi Covid-19
Namun, Imam menambahkan, tingkat kemiskinan perkotaan pada Maret 2024 masih lebih tinggi 0,53 persen poin jika dibandingkan kondisi September 2019.
Namun, Plt Sekretaris Utama BPS, Imam Machdi mengatakan, masih terjadi disparitas yang cukup lebar antara perkotaan dan pedesaan.
Data BPS: Tingkat Kemiskinan di Kota Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi Covid-19
Data BPS: Tingkat Kemiskinan di Kota Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi Covid-19
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya penurunan tingkat kemiskinan, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan. Secara angka, angka kemiskinan di desa turun lebih besar dari pada perkotaan.
Namun, Plt Sekretaris Utama BPS, Imam Machdi mengatakan, masih terjadi disparitas yang cukup lebar antara perkotaan dan pedesaan.
"Pada Maret 2024, tingkat kemiskinan di pedesaan mencapai 11,79 persen. Sementara di perkotaan 7,09 persen," ujar Imam, Senin (1/7).
Secara tahunan dibandingkan kondisi Maret 2023, terjadi penurunan tingkat kemiskinan pedesaan sebesar 0,43 persen poin. Sementara di perkotaan turun sebesar 0,20 persen poin.
Begitu pun jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi Covid-19, tingkat kemiskinan pedesaan pada Maret 2024 lebih rendah 0,81 persen poin jika dibandingkan September 2019.
merdeka.com
Namun, Imam menambahkan, tingkat kemiskinan perkotaan pada Maret 2024 masih lebih tinggi 0,53 persen poin jika dibandingkan kondisi September 2019.
"Jika dibandingkan kondisi sebelum pandemi, maka tingkat kemiskinan di pedesaan sudah lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi. Sementara tingkat kemiskinan di wilayah perkotaan masih lebih tinggi dari pada kondisi sebelum pandemi," tuturnya.
Dia juga memaparkan jurang ketimpangan antara si kaya dan si miskin yang masih lebar, dengan indikator rasio gini sebesar 0,379 persen per Maret 2024. Kendati begitu, angka tersebut lebih rendah dibandingkan Maret 2023 sebesar 0,388.
Kawasan perkotaan jadi wilayah dengan ketimpangan tertinggi di angka 0,399. Sementara rasio gini di pedesaan lebih rendah sebesar 0,366.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 25,22 juta jiwa pada Maret 2024. Angka penduduk miskin ini turun 0,68 juta jiwa dibandingkan Maret 2023.
"Pada Maret 2024, ini mengalami penurunan atau lebih rendah dibandingkan Maret 2023 yaitu persentase penduduk miskin turun 0,33 persen poin, jumlah penduduk miskin turun sebanyak 0,68 juta orang," kata Plt Sekretaris Utama BPS, Imam Machdi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/7).
Dia menyebut, tingkat kemiskinan pada Maret 2024 ini sudah lebih rendah dibandingkan kondisi sebelum pandemi covid-19. Meskipun, jumlah penduduk miskin RI sempat meningkat pada masa pandemi covid-19.
"Setelah sempat meningkat pada masa pandemi sebelumnya tingkat kemiskinan terus menurun sejak Maret 2021," ujarnya.
Dalam catatan BPS, garis kemiskinan pada Maret 2024 ditetapkan sebesar Rp582.932 per kapita. Angka ini naik 5,9 persen dibandingkan Maret 2023.
Berdasarkan komponen, pengeluaran makanan masih mendominasi garis kemiskinan di RI mencapai 74,44 persen. Sementara komoditas non-makanan menyumbang 25,56 persen.
Berdasarkan wilayah, pada Maret 2024 penduduk miskin masih terkonsentrasi di pulau Jawa dan Sumatera. Adapun, penurunan tingkat kemiskinan terbesar terjadi di Bali dan Nusa Tenggara yaitu sebesar 0,57 persen poin dari 13,29 persen pada Maret 2023 menjadi 12,72 persen pada Maret 2024.