DEN: Pembangkit listrik tenaga nuklir idealnya dibangun 2100
"Kalau pada akhirnya membangun (PLTN), harus menanggung biaya dan dampak yang timbul karena resikonya besar."
Dewan Energi Nasional (DEN) menilai pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) memiliki risiko tinggi dan berbiaya mahal. Terkait itu, pemerintah didorong segera membuka ruang dialog dan menyiapkan proses konsultasi publik.
"Kalau pada akhirnya membangun (PLTN), harus menanggung biaya dan dampak yang timbul karena resikonya besar," kata Anggota DEN Sonny Keraf, Jakarta, Jumat (22/5).
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
-
Di mana energi listrik disimpan? Accu = yaitu alat yang menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia.
-
Kapan Kota Solo resmi dialiri listrik? Pada 12 Maret 1901, Kota Solo resmi dialiri listrik.
Dia meragukan PLTN bisa segera dibangun di Tanah Air. Menurutnya, pembangunan PLTN tidak dapat diputuskan oleh segelintir elit pemerintah.
"PLTN menjadi sebuah tanda tanya besar, mampu tidak? Seakan akan risiko PLTN tidak ada, ini yang sangat berbahaya, ini harus menjadi pertimbangan mereka," ungkapnya. "Idealnya, PLTN dibangun pada 2100."
Dia mengungkapkan, pengoperasian PLTN di sejumlah negara dipantau ketat oleh badan pengawas. Ini untuk menjamin teknologi tersebut dapat beroperasi secara aman.
"Di tingkat internasional, badan khusus PBB juga mengawasi secara ketat aplikasi teknologi nuklir untuk pembangkitan listrik dan menerapkan berbagai standar untuk memastikan PLTN komersial berjalan dengan aman," jelas dia.