Digitalisasi Pembayaran Kunci Pulihkan Ekonomi RI Setelah Vaksin Covid-19
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta menyatakan, akselerasi digitalisasi pembayaran merupakan kunci untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional selain vaksinasi Covid-19. Percepatan digitalisasi pembayaran menjadi solusi untuk menggerakkan roda perekonomian.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), Filianingsih Hendarta menyatakan, akselerasi digitalisasi pembayaran merupakan kunci untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional selain vaksinasi Covid-19. Percepatan digitalisasi pembayaran menjadi solusi untuk menggerakkan roda perekonomian.
"Selama ini program vaksinasi merupakan salah satu kunci untuk bisa terjadinya pemulihan ekonomi. Nah kunci lainnya lagi itu adalah digitalisasi, utamanya terkait digitalisasi pembayaran," ujarnya dalam acara Taklimat Media BI-Fast, Rabu (3/11).
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana Finnet mendukung transformasi digital di Indonesia? Kami didukung dengan IT Infrastructure yang handal dan memiliki lisensi terlengkap di Perusahaan sejenis. Kami yakin Finnet dapat menjadi One Stop Solution yang tumbuh bersama mitra untuk bersama-sama mendigitalkan sistem pembayaran di Indoensia.
-
Di mana pelatihan literasi keuangan digital PNM diadakan? Di antaranya Kampung Madani Desa Negeri Katon-Lampung, Kampung Madani Desa Cinta Rakyat-Kabanjahe, Kampung Madani Desa Waru-Balikpapan, Kampung Madani Desa Koronua-Kendari, Kampung Madani Desa Tambalang-Blitar, Kampung Madani Desa Kopeng-Semarang, Kampung Madani Desa Guntur-Wonogiri, Kampung Madani Terusan-Pontianak, Kampung Madani Cibodas-Cimahi, Kampung Madani Desa Tumpuk-Pacitan, Kampung Madani Desa Papayan-Tasikmalaya, dan Kampung Madani Desa Kwala Besar-Medan.
-
Bagaimana PLN melakukan transformasi digital? “PLN menata proses bisnis lewat digitalisasi dari yang semula berserak, terfragmentasi, menjadi terkonsolidasi dan terintegrasi. Dari yang serba manual menjadi terdigitalisasi," ucap Darmawan.
-
Bagaimana proses pengembangan Rupiah Digital dilakukan? Langkah awal pengembangan Rupiah Digital BI melalui Proyek Garuda adalah dengan menerbitkan White Paper sebagai komunikasi kepada publik terhadap rencana pengembangan Rupiah Digital.
-
Bagaimana PLN mendemonstrasikan transformasi digitalnya? Transformasi digital yang dilakukan PLN mampu membawa PLN menjadi perusahaan yang memiliki customer experience yang diakui di kancah global. "Lewat transformasi digital, PLN mengubah proses bisnis menjadi lebih ringkas, sederhana dan transparan. Terdapat 13 transformasi digital yang telah dilakukan PLN secara end to end dari hulu hingga ke hilir,” tegas Darmawan.
Filianingsih merangkan, melalui percepatan digitalisasi pembayaran dapat menjadi solusi untuk menggerakkan roda perekonomian di tengah pandemi Covid-19. Menyusul, adanya kepraktisan melalui penggunaan teknologi untuk memfasilitasi kegiatan ekonomi masyarakat.
"Mungkin teman-teman sudah 2 tahun tidak pergi ke kantor bank, tetapi mungkin 1 menit yang melakukan transaksi pembayaran melalui gadget. Meskipun tidak bisa tatap muka, tapi transaksi ekonomi tetap bisa jalan, kita tetap bisa berlanja, tetap bisa transfer, tetap bisa lakukan pembayaran itu melalui digitalisasi pembayaran," bebernya.
Maka dari itu, Bank Indonesia bersama stakeholders terus berupaya mengakselerasi digitalisasi pembayaran di berbagai wilayah tanah air. Dengan begitu, diharapkan bisa membantu pemerintah dalam mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia.
"Nah kita harapkan, (digitalisasi pembayaran) ini mendorong transaksi ekonomi keuangan. Karena ujung-ujungnya juga berkontribusi untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional," pungkasnya.
Negara ASEAN Sepakat Dorong Pemulihan Ekonomi dengan Digitalisasi
Dalam pertemuan ke-7 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara ASEAN, negara anggota berkomitmen untuk meningkatkan upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Para perwakilan negara yakni Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral sepakat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang dengan digitalisasi dan pendekatan berkelanjutan.
"Negara-negara ASEAN berkomitmen untuk meningkatkan upaya pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19 dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang melalui dukungan digitalisasi dan pendekatan yang lebih berkelanjutan," kata Kepala Departemen Komunikasi, Bank Indonesia, Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Jakarta, Rabu (31/3).
Dalam pertemuan tersebut ada 9 komitmen disepakati dalam pertemuan tersebut. Pertama, menyambut baik berbagai langkah kebijakan yang telah dilaksanakan secara cepat dan berskala besar oleh negara-negara anggota ASEAN. Termasuk kebijakan fiskal dan moneter, untuk memulihkan ekonomi dan menjaga stabilitas keuangan dari dampak pandemi Covid-19.
Kedua, menyelesaikan rencana kerja transisi dari ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) menuju ASEAN Trade in Services Agreement (ATISA). Termasuk memastikan komitmen pembukaan akses pasar di sektor jasa keuangan yang lebih substantif dan bermakna dalam Protokol ke-9 AFAS.
"Protokol ke-9 AFAS merupakan protokol terakhir sebelum transisi ke ATISA dan direncanakan untuk ditandatangani dalam tahun ini," kata Erwin.
Ketiga, mempersiapkan langkah-langkah strategis menuju integrasi perbankan di kawasan ASEAN di era digital melalui penyempurnaan pedoman ASEAN Banking Integration Framework (ABIF). Keempat, melanjutkan komitmen untuk memperlancar arus lalu lintas modal di kawasan ASEAN. Caranya, melalui penghapusan restriksi secara bertahap, monitoring dan diskusi kebijakan secara reguler, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Kelima, mendorong keterkaitan sistem pembayaran di kawasan ASEAN untuk memfasilitasi perdagangan, bisnis, dan inklusi keuangan. Keenam, mengembangkan ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance yang akan menjadi panduan dan bahasa umum bagi semua negara anggota dalam mengembangkan sistem keuangan dan pembiayaan yang berbasis lingkungan.
Ketujuh, mendukung inisiatif ASEAN Sustainable Banking Principles. Inisiatif ini akan berfungsi sebagai panduan bagi bank sentral di ASEAN dalam mengembangkan praktik-praktik perbankan berbasis lingkungan yang sesuai dengan kondisi di masing-masing negara.
Ke delapan, melanjutkan upaya pengembangan inklusi keuangan di ASEAN. Antara lain melalui kegiatan monitoring dan evaluasi serta pengembangan panduan tentang kebijakan literasi keuangan digital.
Kesembilan, mengapresiasi dan mendukung operasionalisasi dari ASEAN Cybersecurity Resilience and Information Sharing Platform (CRISP) sebagai sarana tukar-menukar informasi di antara bank sentral ASEAN dalam menangani ancaman cybersecurity dan mengembangkan langkah-langkah mitigasi bersama.
Dalam pertemuan virtual tersebut, beberapa lembaga internasional juga hadir untuk memberikan pandangannya. Meraka adalah Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), World Bank (WB), dan International Monetary Fund (IMF).
Selain itu, ada juga beberapa organisasi dunia usaha, yaitu ASEAN Business Advisory Council, EU-ASEAN Business Council, dan US-ASEAN Business Council.
(mdk/bim)