Dinilai Cuma Agenda Politik Trump, BI Yakinkan Gejolak Perang Dagang Hanya Sementara
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, masih menganggap bahwa gejolak perang dagang atau trade war antara Amerika Serikat (AS) dan China hanya bersifat sementara alias temporer. Dia mengatakan, perang dagang merupakan sebuah agenda politik Negeri Paman Sam.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, masih menganggap bahwa gejolak perang dagang atau trade war antara Amerika Serikat (AS) dan China hanya bersifat sementara alias temporer. Dia mengatakan, perang dagang merupakan sebuah agenda politik Negeri Paman Sam.
Menurutnya, hal tersebut memang merupakan instrumen yang digelontorkan Presiden AS Donald Trump sebatas motif politik jelang menghadapi masa Pilpres di 2020.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Siapa yang meramal Donald Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
"Jadi menurut saya ini bukan fenomena permanen bagi ekonomi global. Tapi bahwa kemudian ini masih akan ada di 2020 karena Pilpres Amerika baru November 2020, kita harusnya jangan jadi pesimis menganggap ini adalah tren yang permanen," ujar dia di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (23/7).
Dia menekankan Indonesia seharusnya bisa memanfaatkan situasi saat investasi asing yang ke China beralih ke negara lain. Selain itu, negara juga semestinya menangkap diversifikasi dari investasi Tiongkok ke luar China.
"Saat ini memang berhasil menarik investasi masuk sebagai diversifikasi tersebut adalah Vietnam dan Thailand. Tapi Indonesia juga harus bisa menangkap itu," tegas dia.
Mirza lantas menyimpulkan, perang dagang bukan merupakan suatu tren yang akan bertahan lama. Oleh karenanya, dia mengajak pelaku usaha agar mau berpandangan positif ke depan.
"Saya tidak melihat bahwa trade war adalah suatu tren yang permanen. Bagi saya ini adalah tren yang temporer. Jangan ini membuat kita jadi pesimis," imbuh dia.
Dia yakin, efek trade war AS-China juga tidak akan berpengaruh kepada negara lain, seperti rumor akan adanya perang dagang antara Jepang vs Korea Selatan. "Jepang-Korea (Selatan) juga temporer. Kalau Amerika-China reda, semuanya juga nanti reda," tukasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ekspor Mebel Meningkat Dampak Perang Dagang AS dan China
Menengok Kondisi Ekonomi Global Terkini Hasil Pantauan Bank Indonesia
Manfaatkan Perang Dagang, Pihak Istana Minta Mendag Enggar Dongkrak Ekspor ke China
Pelaku Usaha Tak Kaget Lagi Jika Perang Dagang Kembali Memanas
Inilah Penyebab Indonesia Tak Signifikan Raup Cuan Perang Dagang
Sri Mulyani: Dampak Perang Dagang AS-China Berbeda Setiap Negara
Menko Darmin soal Surplus Dagang: Kita Mampu Saat Perdagangan Dunia Bermasalah