Direktur MIND ID: Wujudkan World Class Company Sambut Era Hilirisasi
Program hilirisasi adalah bagaimana kita bisa membuat nilai tambah ekonomi terhadap seluruh produk-produk pertambangan kita agar bisa memberikan nilai tambah terbaik bagi Indonesia dan juga bagi komoditas dunia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali menekankan bahwa hilirisasi adalah kunci untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju. Hilirisasi bertujuan agar negara mendapatkan nilai tambah lebih besar dari hasil tambang serta bisa menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
"Kita tidak boleh mundur, kita tidak boleh takut karena kekayaan alam ada di Indonesia, kita ingin dinikmati oleh rakyat kita," kata Presiden Jokowi dalam acara hari ulang tahun (HUT) Ke-50 PDIP di Jakarta, Selasa (10/1).
-
Apa yang sedang digerakkan MIND ID dalam rangka mendukung industri kendaraan listrik di Indonesia? Kehadiran IBC tersebut menjadi salah satu upaya MIND ID dalam menyokong perkembangan industri kendaraan listrik baik di tataran lokal maupun global.
-
Bagaimana cara MIND ID mendukung hilirisasi industri nikel? Sebagai Holding BUMN Industri Pertambangan, MIND ID terus berkomitmen untuk menggarap proyek hilirisasi. Aktivitas pertambangan nikel anggota Grup MIND ID, PT ANTAM dilakukan melalui UBP yang tersebar di beberapa daerah Dalam aktivitas penambangan nikel, perusahaan melakukan prosedur berkelanjutan seperti melalui selective mining dengan metode penambangan terbuka yang menghasilkan bijih nikel kadar tinggi dan rendah.
-
Mengapa MIND ID mendorong hilirisasi industri nikel di Indonesia? Nikel memiliki potensi besar dalam hilirisasi industri di Indonesia. BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID berperan penting dalam memacu pertumbuhan hilirisasi industri di Indonesia.
-
Apa yang dimaksud dengan kelelahan mental? Kelelahan mental, yang juga dikenal sebagai burnout adalah kondisi kelelahan fisik dan emosional kronis yang disebabkan oleh stres berkepanjangan, kelebihan kerja, atau ketidakseimbangan antara tanggung jawab dan sumber daya.
-
Dimana MIND ID memproduksi berbagai komoditas tambang untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral Indonesia? Capaian laba ini berkat keberhasilan MIND ID mempertahankan laju produksi sejumlah komoditas tambang untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral Indonesia mulai dari nikel, tembaga, timah, batu bara, hingga emas dan perak.
-
Apa itu keterbelakangan mental? Keterbelakangan mental, atau yang lebih dikenal sebagai gangguan perkembangan intelektual, merupakan suatu kondisi medis yang memengaruhi fungsi intelektual dan keterampilan adaptif seseorang.
Menurut Presiden Jokowi, walau pemerintah kerap ditakut-takuti soal pengembalian Freeport maupun soal penghentian ekspor nikel dalam bentuk mentah, namun pemerintah tidak mundur. "Kita terus, walau kita ditakut-takuti soal nikel, kalah di WTO kita tetap terus, justru kita setop bauksit, pertengahan tahun mungkin tambah lagi setop tembaga," ungkap Presiden.
MIND ID sebagai BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia tak tinggal diam mendengar perintah tegas dari Presiden Jokowi. Perusahaan bahkan menyiapkan berbagai macam strategi untuk melakukan hilirisasi di Tanah Air.
Berikut petikan wawancara khusur reporter merdeka.com Anisyah Al Faqir dengan Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan. Salah satunya membahas hilirisasi.
Presiden Jokowi sering sekali menyebut soal hilirisasi dan melarang ekspor tambang mentah. Bagaimana menurut MIND ID dan seberapa penting hilirisasi tambang ini?
Apa yang menjadi mandat pemerintah saat ini harus bisa kita eksekusi, karena bagaimanapun ketika aspirasi pemegang saham, aspirasi negara yang harus diejawantahkan dengan BUMN, tidak ada pilihan lain, kita harus esceding, menurunkan di dalam act of action.
Pertama mandat pemerintah yang diberikan kepada kita untuk melakukan eksplorasi secara agresif karena sesuai mandat dan amanat dari konstitusi bahwa bumi, air dan kekayaan alam dikelola negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran seluruh rakyat Indonesia, maka tidak ada pilihan lain untuk kita melakukan eksplorasi, ekspansi secara besar-besaran, mengoptimalisasi lahan-lahan tambang kita agar bisa dieksplorasi secara lebih agresif.
Terlebih lagi sekarang ini harga komoditas ini lagi baik, kita harus ambil momentum itu untuk melakukan percepatan eksplorasi.
Kedua, bisnis tambang itu harus kita perkuat dengan penciptaan nilai tambah. Inilah visi besar Bapak Presiden Jokowi untuk generasi Indonesia saat ini dan ke depan, di mana persiapan generasi ke depan ini salah satu menjadi pilar pentingnya hadirnya BUMN untuk menyiapkan generasi ke depan.
Oleh karena itu, BUMN Pertambangan, dalam hal ini MIND ID kita persiapkan downstream bisnis yang kuat. Ini lah yang disebut dengan program hilirisasi. Apa itu?
Program hilirisasi adalah bagaimana kita bisa membuat nilai tambah ekonomi terhadap seluruh produk-produk pertambangan kita agar bisa memberikan nilai tambah terbaik bagi Indonesia dan juga bagi komoditas dunia. Di mana kita akan mengekspor hasil-hasil tambang kita yang bukan tambang ORE atau tambang mentah, kita bisa ekspor dalam bentuk barang setengah jadi atau barang jadi, dan ini nilainya bisa berlipat-lipat dari pada kita hanya sekadar kita mengekspor hasil tambang mentah.
Ketika kita hanya mengekspor barang mentah, oleh negara lain itu akan diolah sedemikian rupa lagi menjadi produk yang jauh lebih bernilai, lalu masuk lagi oleh kita untuk dibeli, kita konsumsi. Sementara role material atau bahan bakunya dari kita.
Akibatnya ekosistem di dalam bisnis secara global, ekosistem di dalam pengelolaan tambang ini tidak balance karena bahan baku dari kita, sementara kita juga jadi objek hasil tambang dari yang kita hasilkan. Jadi kita tidak bisa menjadi pemain di negeri sendiri. Nah ini yang tidak boleh.
Makanya mandat dari Presiden harus kita ejawantahkan. Sebagai pilar strategis BUMN menuju kemandirian pengelolaan sumber daya alam kita, agar menjadi pemain di negeri kita sendiri dengan menciptakan nilai tambah ekonomi yang terbaik dan tidak tergantung negara lain.
Kita harus berdiri di atas kaki kita sendiri karena kita kaya terhadap sumber daya alam yang harus kita kelola dengan sumber daya kita, dengan tenaga kita sendiri, dengan resources kita sendiri untuk masa depan kita dan untuk masa depan anak-cucu kita.
Inilah visi besar dari Bapak Presiden, dari Kementerian BUMN yang harus kita siapkan milestone-nya, act of action agar downstream disini bisa memberikan nilai tambah.
Bagaimana kesiapan holding dalam menyambut era hilirisasi ini?
Nah secara korporasi kita siapkan pengelolaan ini sebaik-baiknya, kita siapkan fund risingnya juga dengan bagus agar kita semakin banyak membangun yang diperlukan untuk hilirisasi.
Ketiga, bagaimana kita bisa menjadi mewujudkan MIND ID ini menjadi world class company. Untuk menjadi itu kita harus melihat base practise-nya. Siapa itu base practise dalam pengelolaan sumber daya alam ini ada Rio Tinto, BHP Group, Freeport Mcmoran, itu semua perusahaan global yang sudah mendunia baik dari sisi hilirisasinya, atau operational extreme-nya.
Base practise itu sudah sampai dengan tahapan yang baik. Ketika kita masih di bawah, kita mau masuk standar korporasi global kita harus bisa melihat apa yang harus ditransformasi dari sisi perusahaan kita.
1. Proses bisnis harus kita transform, caranya dengan memperkuat downstream kita. Setelah kita melakukan eksplorasi secara agresif dengan mengoptimalkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) kita, kita bisa eksplore dengan lebih cepat lagi dan mengambil momentum hasil tambang dengan nilai valuasi yang baik ini,tapi kita juga memperkuat penguasaan teknologi kita.
Makanya kita punya roadmap eksplorasi kita dengan baik agar kita bisa eksplorasi berdasarkan roadmap-nya.
2. Penggunaan teknologi dalam pertambangan juga harus kita kuasai. Kita tahu di Freeport Grasberg ada 5G di dalam teknologi pertambangan di dalam tanah. Itu semua karena proses digitalisasi pertambangan dan kita harus kuasai teknologi yang lebih baik.
Kita harus ada roadmap transfer of knowledge, roadmap transfer teknologi agar kita bisa menguasai teknologi pertambangan emas, pertambangan tembaga yang memang saat ini belum sepenuhnya kita kuasai. Seperti yang Freeport kita belum kuasai teknologi itu. Tapi kita harus kuasai teknologinya sehingga ada satu titik entah 3 atau 5 tahun ke depan kita bisa berdiri menguasai teknologi pertambangan emas bawah tanah, teknologi pertambangan tembaga bawah tanah seperti yang dilakukan Freeport di Grasberg.
Itu menunjukkan bahwa kita sebagai bangsa yang menguasai teknologi tap kita juga menguasai know how konteks teknologi pertambangan kita.
Baru-baru ini, Holding MIND ID telah mengimplementasi digitalisasi produksi pada smelter tambang, bagaimana sistemnya bekerja? Apa target bisa dicapai dengan implementasi digitalisasi?
MIND ID sangat berkomitmen untuk menjadikan Digitalisasi menjadi salah satu key point untuk meningkatkan Operational Excellence, hal ini sejalan dengan Masterplan cluster Minerba yakni kepemimpinan dalam teknologi dan juga tertuang dalam RJPP (Rancangan Jangka Panjang Perusahaan) MIND ID yakni Improve cost competitiveness with Digital.
Di Tahun 2022, MIND ID telah melakukan beberapa transformasi Digital diantaranya dilakukan di Freeport yakni bekerjasama dengan telkomsel terkait 5G Mining untuk area underground. Di Lokasi Antam dilakukan pengembangan fungsi AI pada Analisa core photo pada proses Explorasi.
Di MIND ID kami mengembangkan fungsi Data analytic atau kita sebut MIND Control Tower sebagai central dashboard untuk menganalisa semua konsolidasi data keuangan, production, supply chain, komersial dan lainnya.
Ke depan MIND ID akan terus melakukan pengembangan dalam area digitalisasi seperti proses otomasi dalam operasi, penggunaan Machine Learning dan AI untuk analisis trend data serta penggunaan digitalisasi pada area berbahaya hal ini dilakukan guna meningkatkan kekayaan asset dan meningkatkan keselamatan kerja.
Sebagai holding pertambangan pemerintah, apa kendala dan tantangan dalam mengembangkan baterai kendaraan listrik di Indonesia?
Aspek ESG menjadi pertimbangan utama dalam pengembangan industri baterai kendaraan listrik yang terintegrasi mulai dari hulu tambang hingga industri hilir perakitan sel baterai di dalam negeri.
Tuntutan pembangkit listrik sebagai sumber listrik untuk baterai kendaraan listrik saat ini sudah mesti dipenuhi dari energi baru dan terbarukan (EBT). Karena hal ini, turut menjadi pertimbangan dan perhitungan serius dari sejumlah investor besar dunia dalam pengembangan industri kendaraan listrik saat ini.
Selain itu, teknologi pengembangan baterai kendaraan listrik, menjadi concern utama, di mana bisa memproduksi baterai yang tahan lama dan ringan. Karena saat ini baterai yang dikembangkan, memiliki dimensi yang besar untuk jarak tempuh yang jauh.
Namun kami optimis, dengan kolaborasi pentahelix, kerja sama dengan akademisi, termasuk universitas-universitas, menjadi peluang pengembangan baterai listrik yang makin compact.
Pemerintah ingin MIND ID menambah porsi kepemilikan saham di Vale. Seberapa penting Vale ini untuk negara atau MIND ID secara khusus?
MIND ID tentunya mendukung penuh rencana pemerintah dalam penguasaan cadangan strategis nasional. Terkait Vale, MIND ID terus berkoordinasi intens dengan Kementerian BUMN, Kementerian ESDM dan Kementerian terkait lainnya untuk arahan lebih lanjut.
Produksi Nikel dari Vale, menjadi bagian penting dalam pengembangan rantai industri kendaraan listrik. Produk Vale berupa nikel matte, merupakan produk yang ramah lingkungan. Mengangkat produk yang dihasilkan Vale dapat dikategorikan sebagai Green Nickel.
Sebagai ilustrasi, kebutuhan logam untuk satu mobil listrik terdiri dari tembaga (Cu) sekitar 83 kg, nikel (Ni) sekitar 256 kg, kobalt (Co) sekitar 48 kg, dan Aluminium (Al) sekitar 206 kg. Sementara untuk setiap satu motor listrik, kebutuhan tembaga sekitar 4 kg, nikel 1 kg, kobalt 1 kg, dan aluminium 3 kg.
Sehingga keberadaan Vale sangat penting bagi bangsa dan negara, untuk mendorong pengembangan industri hilir yang meliputi pabrik kabel, motor listrik, mobil listrik dan lainnya, akan mendorong peningkatan demand yang signifikan atas tembaga dan logam lainnya.
Bagaimana strategi yang disiapkan MIND untuk menjadi world company class?
Untuk menuju world company class, di samping downstream (hilirisasi) yang bagus, produk portfolionya juga bisa leverage dengan baik, operasional exelent juga dengan bagus, IUP kita manfaatkan dengan baik.
Tidak boleh ada lagi IUP yang sudah diberikan mandat dari pemerintah kita yang tidak tereksplorasi dengan baik. Setiap mandat yang diberikan pemerintah dalam bentuk IUP di MIND ID Grup harus bisa kita optimalkan, kita eksplor dengan baik. Kalau tidak bisa dieksplore ya kita harus kembalikan ke negara.
Makanya semua grup MIND ID, ada Antam, Freepot, Vale, Inalum, semuanya harus kita punya roadmap eksplorasi untuk kita bisa melakukan eksplorasi lebih agresif lagi, Tidak boleh satu jengkal pun IUP yang kita punya yang tidak dikelola dengan baik dan cepat, karena kita di dunia yang penuh dengan agility, era FUKA ini kita harus betul-betul manfaatkan harga-harga komoditas dan kebutuhan dunia terhadap produk tambang kita.
Nah kita perlu belajar dengan base practise kita, siapa saja perusahaan luar yang sudah bagus untuk kita adopsi proses bisnisnya.
Terakhir, kita menyiapkan human capital yang unggul. Transformasi SDM. Orang-orang kita hebat-hebat, geolog-geolog kita sangat hebat dan kita harus siapkan talent manajemen yang bagus, human capital yang berstandar internasional agar bisa mengisi kekayaan alam kita dengan pengelolaan value of mindset yang baik dari generasi-generasi kita.
Sehingga di MIND ID Grup kita buat transformasi human capitan berstandar internasional, agar SDM-SDM kita sama tinggi dengan komunitas yang ada di dunia.
Baca juga:
LG Terancam Batal Ikut Garap Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik di RI
Operasional PLTU Sumsel 8 Masih Terkendala Kesiapan PLN
Strategi MIND ID Beralih ke Energi Bersih, Termasuk Kebut Ekosistem Kendaraan Listrik
Tekan Emisi Karbon, Begini Progres MIND ID Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik
Meski Tidak Punya Tambang Mineral, Solo Dinilai Layak Jadi Kota Riset Teknologi
Strategi Holding BUMN Tambang Capai Target Pengurangan Emisi Karbon 28 Persen di 2030