Dirut Freeport Ajak Jokowi Resmikan Smelter Tembaga di Gresik Pekan Depan
Saat ditanya terkait kepastian jadwal peresmian tersebut, dia berharap itu bisa cocok dengan jadwal Jokowi.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas menyebut bahwa fasilitas pengolahan konsentrat tembaga alias Smelter Freeport di Gresik telah siap berproduksi. Menurut perkiraannya, smelter tembaga tersebut bisa diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pekan depan.
"(Smelter Tembaga Freeport di Gresik) sudah beroperasi kan, dan sudah siap untuk produksi. Mudah-mudahan minggu depan bisa diresmikan oleh pak Presiden ya," kata Tony saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (22/8).
- Jokowi Resmikan Smelter PT Freeport di Gresik Senilai Rp56 Triliun
- 10 Tahun Memimpin, Jokowi Klaim Sukses Bangun Banyak Smelter, Ambil Alih Freeport hingga Blok Rokan
- Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor PT Freeport, Sebut Pembangunan Smelter Hampir 100%
- Temui Presiden Jokowi, Bos Freeport Indonesia Lapor Pembangunan Smelter di Gresik Sudah 92 Persen
Saat ditanya terkait kepastian jadwal peresmian tersebut, dia berharap itu bisa cocok dengan jadwal Jokowi.
"Tergantung jadwalnya beliau (Jokowi), mudah-mudahan," ujar Tony.
Adapun smelter konsentrat tembaga single line milik Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, sebelumnya telah diresmikan pada 27 Juni 2024.
Namun, peresmian itu masih tahapan commissioning yang mencakup pengujian, percobaan, dan trial. Untuk memastikan peralatan dan sistem yang didesain, diinstal, dan dioperasikan sesuai secara substansial dalam rentang waktu sekitar 6-10 pekan setelahnya.
Single Line Desain Terbesar
Smelter PTFI yang diklaim memiliki single line desain terbesar di dunia ini akan memproses 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun, serta hasil lain seperti emas dan perak murni batangan, platinum group metals, asam sulfat, terak, gipsum, dan timbal.
Hasil tembaga dari smelter ini akan menjadi salah satu bahan utama ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle ecosystem) di samping nikel, alumunium, cobalt, dan lithium.
Dengan beroperasinya smelter PTFI, produksi akan dimulai pada Agustus, dengan estimasi kapasitas penuh sebanyak 600 ribu ton per tahun akan tercapai pada akhir Desember 2024.