10 Tahun Memimpin, Jokowi Klaim Sukses Bangun Banyak Smelter, Ambil Alih Freeport hingga Blok Rokan
Jokowi beberkan kesuksesan kebijakannya di bidang energi seperti ambil alih Freepot hingga bangun smelter di Tanah Air.
Tak hanya membangun ribuan kilo meter jalan tol hingga jalan desa, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan capaian kinerja lainnya untuk meningkatkan daya saing. Salah satu gebrakannya dengan menghentikan ekspor bahan mentah untuk lebih dulu diolah dalam negeri demi meningkatkan nilai tambah hasil bumi.
Kebijakan ini pun diakui banyak ditentang banyak pihak, termasuk negara lain yang melayangkan gugatan atas kebijakan tersebut.
"Walau banyak negara lain menggugat, menentang, bahkan berusaha menggagalkan, tapi kita sebagai bangsa yang berdaulat, sebagai bangsa yang besar, kita tidak goyah, bahkan terus maju melangkah," kata Jokowi dalam Pidato Kenegaraan Presiden pada Sidang Tahunan MPR RI, di Gedung DPR-MPR, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8).
Langkah yang telah dimulai Jokowi dengan menghentikan ekspor nikel, bauksit, dan tembaga. Nantinya pemerintah akan melanjutkan dengan menghentikan ekspor timah dan sektor potensial lainnya, seperti perkebunan, pertanian, dan kelautan.
Jokowi bilang saat ini telah terbangun smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga. Pembangunan tersebut telah membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara Rp158 triliun dalam kurun waktu 8 tahun.
"Alhamdulillah, sampai saat ini telah terbangun smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga yang membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara Rp158 triliun selama 8 tahun ini," kata Jokowi.
Sukses Ambil Alih Freeport, Blok Rokan dan Newmont
Kepala Negara itu juga menyoroti upaya pemerintah untuk mengambil kembali aset-aset strategis yang selama ini dikelola oleh pihak asing. Mulai dari Freeport, Blok Rokan, dan Newmont.
"Alhamdulillah, semua itu bisa kita ambil alih kembali," imbuhnya.
Berbagai upaya tersebut dilakukan untuk memanfaatkan kekayaan alam Indonesia demi kesejahteraan masyarakat.
"Kita ingin kekayaan yang ada di negeri ini, anugerah Allah SWT untuk negeri ini, dapat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, dapat dimanfaatkan semaksimalnya untuk kesejahteraan rakyat," tegas Jokowi.
Ikut Ambil Peluang dari Transisi Energi
Di sisi lain, Jokowi menyampaikan komitmen Indonesia untuk beradaptasi dengan tren global menuju ekonomi hijau. Dengan potensi energi hijau yang melimpah, seperti energi air, angin, matahari, panas bumi, gelombang laut, dan bio energi, Indonesia bertekad untuk berperan aktif dalam transisi energi yang berkeadilan, terjangkau, dan mudah diakses oleh masyarakat.
"Selain itu, di saat dunia mulai mengarahkan masa depannya ke ekonomi hijau, Indonesia juga tidak ingin kehilangan momentum karena Indonesia memiliki potensi besar di sektor energi hijau, yaitu sekitar lebih dari 3.600 GW, baik dari energi air, angin, matahari, panas bumi, gelombang laut, dan bio energi," ungkap dia.
Menurutnya, pemerintah akan terus konsisten mengambil bagian dalam langkah dunia melakukan transisi energi secara hati-hati dan bertahap.
"Transisi energi yang ingin kita wujudkan adalah transisi energi yang berkeadilan, yang terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat," pungkas dia.