Dirut Pertamina Bicara Besaran Subsidi & Kompensasi BBM Rp267 T
Nicke menjelaskan subsidi yang diterima Pertamina untuk BBM subsidi hanya Rp14,6 triliun. Sedangkan untuk kompensasi sebesar Rp252 triliun.
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati buka-bukaan terkait anggaran yang sebenarnya dibayarkan pemerintah untuk mengkompensasi dan mensubsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Dia menyebut subsidi energi Rp502,4 triliun sebagian besar digunakan untuk membuat harga BBM bersubsidi lebih terjangkau dari nilai keekonomiannya.
"Rp502,4 triliun ini sebenarnya gabungan dari BBM, LPG dan listrik," kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VI DPR-RI, Jakarta, Kamis (8/9).
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Apa yang sedang dilakukan Pertamina untuk menghemat anggaran di BBM dan LPG Subsidi? Bekerjasama dengan lintas instansi, upaya tersebut berhasil membantu Pertamina dapat melakukan penghematan sebesar 1,3 Juta kilo liter (KL) untuk Solar Subsidi dan 1,7 Juta KL untuk Pertalite.
-
Mengapa Pertamina ingin meningkatkan kualitas BBM Subsidi? Pertamina pernah menjalankan Program Langit Biru dengan menaikkan (kadar oktan) BBM Subsidi dari RON 88 ke RON 90.
-
Kapan Pertamina berhasil mengurangi penyalahgunaan BBM bersubsidi? Sejak implementasi exception signal ini pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 trilliun.
-
Mengapa Pertamina Patra Niaga melakukan inovasi dalam penyaluran BBM dan LPG bersubsidi? “Pertamina secara berkelanjutan akan memonitor dan mengevaluasi proses distribusi subsidi energi. Inovasi akan terus dilakukan. Semua ini tujuannya agar subsidi energi tepat sasaran yang kemudian dapat membantu daya beli masyarakat dan produktivitas pelaku usaha kecil,“ jelas Fadjar.
-
Mengapa Pertamina terus berupaya untuk memastikan BBM bersubsidi tepat sasaran? Pertamina, lanjut Nicke, akan terus berupaya untuk agar BBM bersubsidi secara optimal dikonsumsi oleh yang berhak. Upaya-upaya tersebut antara lain penggunaan teknologi informasi untuk memantau pembelian BBM Bersubsidi di SPBU-SPBU secara real time untuk memastikan konsumen yang membeli adalah masyarakat yang berhak.
Nicke menjelaskan, subsidi yang diterima Pertamina untuk BBM sebesar Rp14,6 triliun. Sedangkan untuk kompensasi sebesar Rp252 triliun.
"Jadi untuk BBM sendiri kompensasi dan subsidi ini Rp267 triliun dari Rp502 triliun," kata Nicke.
Sementara itu, anggaran untuk subsidi LPG gas kilogram sebesar Rp134,8 triliun. Sisanya sekitar Rp100,6 triliun digunakan untuk mensubsidi listrik.
"LPG itu Rp134,8 triliun, sisanya listrik Rp100 triliun," kata dia.
Pemerintah Keluarkan Anggaran Subsidi Energi Rp502,4 Triliun
Sebagai informasi, dalam banyak kesempatan pemerintah menyebut telah menganggarkan Rp502,4 triliun untuk mensubsidi BBM, LPG dan listrik. Anggaran tersebut dinilai sudah membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali menyinggung soal anggaran subsidi yang terus membengkak hingga Rp502 triliun. Ini terjadi karena mahalnya harga energi dunia dan nilai tukar Rupiah yang melemah atau tidak seperti yang direncanakan pemerintah dalam APBN 2022.
"Perlu kita ingat subsidi terhadap BBM sudah terlalu besar dari Rp170 (triliun) sekarang sudah Rp502 triliun, negara mana pun tidak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu, tapi alhamdulilah kita sampai saat ini masih kuat ini yang perlu kita syukuri," kata Jokowi beberapa waktu lalu.
Kata Sri Mulyani
Hal senanda juga diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam banyak kesempatan. Bahkan dia menyebut jatah subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan cukup sampai akhir tahun.
"Dengan harga BBM minyak dunia yang terus menerus tinggi, Rp502 triliun, diperkirakan akan habis dan masih belum mencukupi," kata Menteri Sri Mulyani dalam Rapat bersama Badan Anggaran DPR-RI di Kompleks DPR-MPR, Jakarta, Selasa (23/8).
Begitu juga dengan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia. Dia menyebut tahun ini pemerintah telah mengalokasikan dana hingga Rp502 triliun hanya untuk menahan kenaikan harga BBM dari harga keekonomiannya.
Mewakili Presiden Joko Widodo dia pun meminta masyarakat memahami kondisi keuangan negara terkait subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Pemerintah tidak bisa lebih lama menahan kenaikan harga BBM di tingkat konsumen karena harga minyak dunia terus meroket.
"Pak Jokowi mengerti rakyat di bawah, tapi sebagai rakyat kita harus mengerti keuangan negara," ungkap Bahlil dalam acara Pemberian NIB untuk Pelaku UMK Perseorangan di DIY, Yogyakarta, Selasa (23/8).
Bahlil mengatakan, jika pemerintah terus menekan harga BBM, anggaran subsidi bisa jebol hingga Rp600 triliun. Sementara itu pendapatan negara tahun ini diperkirakan sebesar Rp2.350 triliun.
(mdk/idr)