Donald Trump Tebar Ancaman ke Negara-Negara BRICS
Trump berpendapat tarif adalah alat penting untuk melindungi pekerjaan dalam negeri.
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, melontarkan ancaman keras terhadap blok ekonomi BRICS yang tengah mempertimbangkan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Trump menyatakan ia akan mengenakan tarif sebesar 100 persen pada negara-negara dalam blok tersebut jika mereka beralih dari dolar AS.
- Donald Trump Bakal Hapus Kredit Pajak Kendaraan Listrik dan Izinkan Pengeboran Minyak Baru
- Kebijakan Donald Trump Bakal Buat Biaya Hidup di Amerika Serikat Melonjak Tajam
- Kemenangan Trump Picu Perang Dagang Hebat, Ekonomi Dunia di Ujung Tanduk
- Terpilih Lagi Jadi Presiden Amerika, Donald Trump Dapat Gaji Rp6,2 Miliar Per Tahun
"Gagasan bahwa Negara-negara BRICS tengah berupaya menjauh dari Dolar sementara kita berdiam diri dan menonton sudah berakhir," kata Trump, dikutip dari BBC, Senin (2/12).
Adapun aliansi BRICS mencakup Cina, Rusia, Brasil, India, dan Afrika Selatan, yang kini diperluas dengan tambahan Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab. Ancaman Trump ini menandai eskalasi dari retorika proteksionis yang telah menjadi bagian dari kampanye dan kebijakannya.
Mata Uang BRICS dan Pengurangan Dominasi Dolar
Para pemimpin BRICS telah mempertimbangkan penciptaan mata uang bersama untuk mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan global. Namun, rencana tersebut menghadapi tantangan internal, termasuk perbedaan pandangan di antara anggota blok ekonomi ini.
Trump menuntut komitmen dari negara-negara BRICS untuk tidak menciptakan mata uang baru yang berpotensi menggantikan dolar AS.
"Kami menuntut komitmen dari negara-negara ini bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang Brics baru atau mendukung mata uang lain untuk menggantikan dolar AS yang perkasa atau mereka akan menghadapi tarif 100 persen dan harus mengucapkan selamat tinggal pada penjualan ke ekonomi AS yang luar biasa," tegas Trump.
Beberapa negara Trump menduga ancaman ini adalah bagian dari taktik negosiasi. Senator Republik Ted Cruz, misalnya, menyebut pendekatan Trump sebagai bentuk leverage.
Tanggapan dan Dampak Potensial
Ancaman tarif tinggi ini juga menjadi perhatian para pemimpin global lainnya. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, bahkan dikabarkan melakukan perjalanan mendadak ke kediaman Trump di Florida untuk mencegah pemberlakuan tarif 25 persen pada barang Kanada.
Trump telah memilih Scott Bessent sebagai calon Menteri Keuangan, yang sebelumnya mendukung strategi negosiasi dengan menggunakan ancaman tarif sebagai alat diplomasi ekonomi.
Bagaimana Tarif Bekerja?
Tarif adalah pajak domestik yang dikenakan pada barang impor berdasarkan nilainya. Sebagai contoh, sebuah mobil impor dengan nilai USD50.000 yang dikenakan tarif 25 persen akan menghasilkan tambahan biaya sebesar USD12.500.
Trump berpendapat tarif adalah alat penting untuk melindungi pekerjaan dalam negeri, meningkatkan pendapatan pajak, dan menumbuhkan ekonomi AS. Meski begitu, beban tarif sering kali jatuh pada perusahaan dan konsumen domestik.
Selama masa jabatan pertamanya, Trump memberlakukan berbagai tarif yang sebagian besar tetap dipertahankan oleh Presiden Joe Biden. Studi ekonomi menunjukkan bahwa kebijakan tarif ini secara signifikan memengaruhi harga barang konsumsi di AS, meningkatkan biaya hidup bagi masyarakat.