Tak Ingin Dolar Tergantikan, Trump Lontarkan Ancaman Jika BRICS Ciptakan Mata Uang Baru
Hingga saat ini, dolar Amerika Serikat tetap menjadi mata uang yang dominan dalam perdagangan internasional.
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, pada Sabtu (30/11) mengeluarkan ancaman untuk menerapkan tarif sebesar 100 persen terhadap negara-negara yang tergabung dalam kelompok BRICS. Ancaman tersebut ditujukan kepada anggota aliansi BRICS, termasuk Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, serta negara-negara baru seperti Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Selain itu, Turki, Azerbaijan, dan Malaysia juga telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS, sementara sejumlah negara lainnya menunjukkan minat untuk menjadi anggota, sebagaimana dikutip dari laman VOA Indonesia pada Senin (2/12).
Dolar Amerika Serikat tetap menjadi mata uang dominan dalam perdagangan global, meskipun telah menghadapi berbagai tantangan di masa lalu. Namun, negara-negara anggota aliansi dan negara berkembang lainnya merasa jenuh dengan dominasi finansial yang dilakukan oleh Amerika Serikat dalam sistem keuangan global.
Dalam pernyataannya yang dipublikasikan di platform Truth Social, Trump menegaskan: "Kami menuntut jaminan dari negara-negara ini bahwa mereka tidak akan menciptakan Mata Uang BRICS baru atau mendukung mata uang lain untuk menggantikan Dolar Amerika Serikat yang perkasa. Jika tidak, mereka akan menghadapi tarif 100 persen dan harus siap kehilangan akses ke pasar ekonomi Amerika Serikat yang luar biasa."
Pada pertemuan puncak BRICS yang berlangsung pada Oktober, Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik AS dengan menuduh mereka "mempersenjatai" dolar, dan menyebut tindakan tersebut sebagai "kesalahan besar."
"Bukan kami yang menolak menggunakan dolar," kata Putin.
"Namun, jika mereka tidak mengizinkan kami bekerja, apa yang dapat kami lakukan? Kami terpaksa mencari alternatif."
Rusia kini sedang giat mendorong pembentukan sistem pembayaran baru sebagai pengganti jaringan pesan bank global SWIFT. Langkah ini diambil untuk memungkinkan Moskow menghindari sanksi yang diberlakukan oleh negara-negara Barat serta menjaga hubungan perdagangan dengan mitra internasionalnya.
Di sisi lain, Trump menegaskan BRICS tidak memiliki kemampuan untuk menggantikan dolar AS dalam perdagangan global. Ia memperingatkan negara mana pun yang berusaha melakukan hal tersebut harus siap untuk berpisah dengan AS.