Donald Trump Menang Pilpres AS, Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Level Rp15.832 per USD
Pontesi menangnya Donald Trump ini berdampak langsung pada nilai tukar atau kurs Rupiah.
Pemimpin negara-negara Barat satu per satu mulai mengucapkan selamat kepada Donald Trump, yang diproyeksikan memenangi Pemilihan Presiden AS 2024 melawan pesaingnya dari Partai Demokrat dan petahana wakil presiden, Kamala Harris.
Pontesi menangnya Donald Trump ini berdampak langsung pada nilai tukar atau kurs Rupiah. Mengutip data Bloomberg, mata uang Rupiah ditutup melemah 84 point sebelumnya di level Rp15.832 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.748 per USD pada penutupan perdagangan Rabu (6/11) sore.
Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Garuda diperkirakan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.820 - Rp15.920 per USD.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan nilai tukar Rupiah dipengaruhi oleh sikap pasar yang bersiap untuk masa jabatan kedua Trump yang mengungguli Kamala Haris dalam pemilihan presiden AS 2024
Kemenangan Trump ini diyakini oleh pasar spot internasional akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi. Akibatnya, nilai tukar Dolar AS tetap kuat di tahun-tahun mendatang serta kembali melonjaknya imbal hasil Treasury.
Trump secara luas juga diperkirakan akan memberlakukan lebih banyak kebijakan inflasi. Mengingat, pendiriannya tentang perdagangan proteksionis dan imigrasi.
"Skenario seperti itu diperkirakan akan membuat suku bunga relatif lebih tinggi dalam jangka panjang," kata Ibrahim di Jakarta, Rabu (6/11).
Tekanan Ekonomi Pada China
Selain itu, prospek kemenangan Trump menghadirkan lebih banyak tekanan ekonomi pada China. Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif perdagangan yang tinggi pada China, yang menandakan lebih banyak tekanan ekonomi pada negara itu saat bergulat dengan deflasi yang terus-menerus dan penurunan pasar properti yang berkepanjangan.
"Fokus minggu ini juga tertuju pada pertemuan Kongres Rakyat Nasional China, yang diharapkan akan menghasilkan lebih banyak petunjuk mengenai rencana Beijing untuk stimulus fiskal," ucap Ibrahim.
Dari sisi internal, sentimen negatif pergerakan Rupiah disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 melandai. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia melandai ke angka 4,95 persen (yoy) untuk kuartal III-2024 atau terburuk dalam setahun terakhir.
Melemahnya pertumbuhan ini tak lepas dari turunnya konsumsi rumah tangga Indonesia. Hal ini menjadi permulaan yang kurang baik bagi Presiden Prabowo Subianto diawal masa pemerintahannya. Terlebih, konsumsi adalah mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Hingga pukul 17.00 Wib, data hitung cepat dari Fox News, menempatkan Trump sebagai pemenang Pilpres AS. Trump mengoleksi 277 suara elektoral atau melewati ambang batas 270 suara elektoral yang diperlukan untuk menang Pilpres AS.