Donald Trump Hampir Menang Pilpres, Dolar dan Bitcoin Makin Perkasa
Analis pasar memprediksi keuangan akan menghadapi volatilitas tinggi.
Dolar Amerika Serikat mengalami lonjakan tajam setelah Donald Trump semakin mendekati kemenangan dalam pemilihan presiden AS.
Melansir BBC, Bitcoin ternyata juga mencatat rekor tertinggi usai para investor berspekulasi tentang potensi kebijakan Trump, seperti pemotongan pajak, tarif perdagangan yang lebih tinggi, serta dampak inflasi yang diprediksi akan meningkat. Hasil pemilu ini diperkirakan akan membawa dampak besar pada ekonomi global.
Menurut proyeksi dari CBS, mitra AS BBC, Partai Republik diperkirakan akan mengambil alih kendali Senat, meski beberapa suara masih dihitung.
Sementara itu, Dolar AS tercatat menguat sekitar 1,5 persen terhadap berbagai mata uang utama, termasuk poundsterling, euro, dan yen Jepang.
Nilai Bitcoin ikut melonjak mencapai USD6.000 setara Rp94,95 juta hingga mencapai rekor baru di USD75.371,69 atau Rp1,19 miliar, mengalahkan rekor sebelumnya yang tercatat pada Maret lalu di USD73.797,98 = Rp1,17 miliar (kurs 15.852 per USD).
Di Asia, pasar saham Jepang menunjukkan lonjakan, dengan indeks Nikkei 225 naik 2,6 persen, sementara ASX 200 di Australia juga menguat 0,8 persen.
Para analis memperkirakan bahwa pasar keuangan akan menghadapi volatilitas tinggi sebagai respons terhadap ketidakpastian global dan potensi kebijakan ekonomi Trump yang dapat mempengaruhi pasar.
"Banyak kebijakan Trump yang diperkirakan akan meningkatkan inflasi dan memicu kenaikan imbal hasil obligasi, yang dapat menambah tekanan pada Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga," ujar ahli strategi investasi di Quilter Investors, Lindsay James.
Janji Trump: Pusat Bitcoin Hingga Kenaikan Tarif Perdagangan
Trump telah berjanji untuk menjadikan AS sebagai pusat bitcoin dan cryptocurrency dunia dan juga menargetkan miliarder Elon Musk untuk memimpin audit atas pemborosan pemerintah.
Di pasar saham, indeks utama AS diprediksi akan dibuka lebih tinggi setelah Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq ditutup lebih dari 1persen lebih tinggi pada hari Selasa.
Saham Tesla yang diperdagangkan di Frankfurt melonjak lebih dari 14 persen pada pembukaan sesi Rabu. Elon Musk, yang juga mendukung Trump, menjadi pemegang saham terbesar Tesla.
Selanjutnya, Trump juga berencana untuk menaikkan tarif perdagangan, terutama terhadap China, jika terpilih kembali sebagai Presiden AS.
"Kebijakan perdagangan Trump telah menimbulkan kekhawatiran di Asia, terutama dengan rencananya untuk meningkatkan tarif impor ke AS," kata Direktur Riset Ekonomi di Moody's Analytics, Katrina Ell.
Respon Pasar Terkait Kebijakan Ekonomi Trump
Posisi Trump yang lebih isolasionis dalam kebijakan luar negeri juga memunculkan pertanyaan terkait komitmennya untuk membela Taiwan dari potensi agresi China, mengingat Taiwan merupakan produsen utama chip komputer yang penting untuk teknologi global.
Selain itu, kebijakan pemotongan pajak Trump mendapat sambutan positif dari sejumlah perusahaan besar di AS.
"Jika Trump terpilih, kita bisa melihat kebijakan yang lebih ramah terhadap bisnis dan pemotongan pajak yang mungkin akan mendorong inflasi lebih tinggi dan mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga," manajer portofolio di Tribeca Investment Partners, Jun Bei Liu.
Namun, tidak semua pasar merespons positif kemenangan Trump. Di China, indeks Shanghai Composite ditutup sedikit turun 0,1 persen, sedangkan indeks Hang Seng di Hong Kong turun sekitar 2,23 persen.
Kemudian, pasar masih menanti beberapa peristiwa penting minggu ini. Kamis mendatang, Federal Reserve AS akan mengumumkan keputusan terbaru terkait suku bunga. Pernyataan dari Jerome Powell selaku Ketua Federal Reserve akan menjadi sorotan penting di seluruh dunia.
Sementara itu, pada Jumat mendatang, pemerintah Tiongkok kemungkinan akan mengungkap rencana lebih rinci tentang langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi perlambatan ekonomi negara kedua terbesar di dunia itu.
Reporter Magang: Thalita Dewanty