Keluarga Ungkap Ada Intervensi Polisi di Kasus Penembakan Siswa SMKN 4 Semarang
Keluarga korban mengaku disuruh membuat surat pernyataan serta rekaman video pada Senin (25/12) malam.
Keluarga Gamma Rizkynata Oktafandy atau GRO (17) siswa SMKN 4 Semarang yang tewas karena ditembak oknum polisi mengaku didatangi pihak kepolisian. Polisi itu datang bersama wartawan untuk mengintervensi keluarga agar mengikhlaskan kasus penembakan tersebut.
Keluarga korban mengaku disuruh membuat surat pernyataan serta rekaman video pada Senin (25/12) malam. Dalam surat pernyataan tersebut, mereka harus menegaskan tidak akan memperkarakan kasus penembakan.
"Kita diminta supaya bikin tanda tangan, pernyataan, supaya tidak tersebar atau berkembang ke mana-mana. Supaya wartawan tidak ada yang sering datang, sebab kasusnya akan digelar konferensi pers. Maka kita disuruh ikhlaskan," kata seorang anggota keluarga GRO yang tidak mau disebut namanya di Semarang, Minggu (1/12).
Namun, pihak keluarga menolak permintaan itu. "Kita tolak dan tidak mau," ungkapnya.
Keesokan harinya, keluarga memutuskan untuk melaporkan kasus penembakan yang dialami GRO ke Polda Jawa Tengah (Jateng) pada selasa (26/11).
Sementara pelaku penembakan anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang Aipda Robig Zaenudin sudah dilakukan penahanan di Polda Jateng.
Keluarga Ungkap Ada Kejanggalan
Keluarga GRO merasa ada yang janggal dalam keterangan Polrestabes Semarang. Di antaranya terkait GRO yang disebut anggota gangster remaja atau kreak.
Namun, informasi dari teman-teman korban berbeda dari keterangan polisi.
"Anaknya pendiam, dan rajin salat. Di rumah kan tidak ada atribut atau beberapa macam ornamen yang bisa dikaitkan dengan gangster. Misal kaos, slayer, ataupun senjata tajam. Itu tidak ada sama sekali," ujarnya.
Keluarga juga menyinggung konferensi pers pihak kepolisian yang menyebut GRO membawa senjata tajam yang dibeli dari toko online.
"Kalau dibilang dia beli dari Shopee, bukti Shopee-nya, bukti pembeliannya mana? Kan ada riwayat-riwayat pembelian Shopee. Kalau berani menunjukkan kan tidak apa-apa. Sampai sekarang kan HP, motor, tas masih di Polrestabes," jelasnya.
Keluarga menyebut. GRO aktif dalam kegiatan paskibraka di sekolahnya. Selain itu, selama sebulan terakhir, GRO pun mengikuti kegiatan pencak silat setiap Sabtu malam di sebuah komplek perumahan di Semarang Barat.
"Yang pencak silat itu gabungan beberapa sekolah. Latihan pencak silatnya di Graha Padma," ujarnya.
GRO pun jarang keluar malam. Keluarga selalu menghubungi GRO jika hingga pukul 10 malam dia belum ada di rumah.
"Biasanya sebelum jam 11 malam sudah pulang," ujarnya.
Aktivitas GRO Sebelum Penembakan
Sebelum kejadian penembakan, GRO izin pamit keluar rumah kepada neneknya untuk mengikuti kegiatan pencak silat pada Sabtu (23/11) pukul 19.00 WIB.
Tak kunjung pulang, keluarga menghubungi korban. Korban saat itu mengaku sedang makan.
Keluarga kembali menghubungi korban pada pukul 23.00 WIB. Namun panggilan telepon tersebut tak diangkat oleh GRO.
Sebagai informasi, penembakan yang dilakukan Aipda Robig Zaenudin terhadap tiga siswa SMKN 4 Kota Semarang terjadi di Jalan Candi Penataran pada Ahad (24/11) sekitar pukul 01.00 WIB.
Selain GRO, dua siswa lain yang menjadi korban penembakan adalah Satria dan Adam. Satria mengalami luka di tangan kirinya. Sedangkan Adam mengalami luka terserempet peluru pada bagian dada.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, kasus tawuran dan penembakan oleh polisi kepada GRO ditangani terpisah.
"Yang pasti case penembakan (eksesif action) sudah ditangani Polda. Case tawurannya ditangani oleh Polres," kata Irwan Anwar.