Keluarga Ungkap Pesan Terakhir Siswa SMK 4 Semarang yang Tewas Ditembak Polisi Usai Dituduh Gangster
Keluarga menilai tudingan polisi korban anggota gangster janggal.
Kematian pelajar SMK Negeri 4 Semarang berinisial GRO (17) akibat ditembak polisi membuat janggal keluarga korban. Sebab, keluarga tidak menyangka korban dituding polisi sebagai anggota gangster.
Seorang anggota keluarga korban yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan sebelum kejadian penembakan, GRO izin pamit keluar rumah kepada neneknya untuk mengikuti kegiatan pencak silat di sebuah komplek perumahan di Semarang Barat pada Sabtu (23/11) pukul 19.00 WIB.
"Yang pencak silat itu gabungan beberapa sekolah. Latihan pencak silatnya di Graha Padma," ujar salah satu kerabat korban yang enggan disebutkan namanya.
Menurut dia, korban jarang keluar malam. Keluarga selalu mengontak jika hingga pukul 10 malam korban belum ada di rumah.
"Biasanya sebelum jam 11 malam sudah pulang," ujar dia.
Kesaksian Teman Korban
Sahabat yang sering bersama korban, Akbar Deni Saputra mengaku tidak menyangka tudingan polisi bahwa temannya adalah anggota gangster.
"Dia (korban) orangnya baik tidak bersikap aneh-aneh," kata Akbar Deni Saputra.
Akbar mengatakan korban sempat bermain ke rumahnya selepas pulang sekolah di daerah Ngaliyan, Jumat (22/11). Kemudian ke MAJT Semarang. Di situ, Akbar bersama korban dan temannya latihan Paskibraka, usai selesai latihan mereka pamit main.
"Jadi terakhir ketemu latihan Paskibraka di MAJT. Pulang pamit main, dan kita berpencar," kata Akbar.
Kabar terakhir, Akbar mengaku mendengar korban tewas terkena tembakan saat tawuran.
"Makanya saya kaget ketika hari Minggu dikabari korban meninggal dunia," ujar dia.
Penjelasan Sekolah
Pernyataan serupa dikemukakan oleh Staf kesiswaan SMK N 4 Semarang, Nanang Agus B. Nanang mengatakan pihak sekolah kaget ketika mendengar kematian korban dikaitkan dengan aktivitas gangster. Korban GRO sendiri menempuh pendidikan di SMK N 4 Semarang duduk di kelas 11 jurusan teknik mesin.
""Kalau korban tergabung gangster kami tidak tahu. Namun, rekam jejak mereka (korban) itu baik dan berprestasi. Jadi dihubungkan ke gangster kesimpulan kami ya tidak," tutup Nanang.