Dunia akan Habiskan Rp2.263 Triliun untuk Vaksin Covid-19 Hingga 2025
Proyeksi pengeluaran itu didorong oleh program vaksinasi massal yang sedang berlangsung dan suntikan penguat imun yang diharapkan bisa dilakukan setiap dua tahun,
Total pengeluaran global untuk vaksin Covid-19 diproyeksikan mencapai USD 157 miliar atau sekitar Rp2.263,7 triliun pada 2025. Angka ini didapat menurut laporan perusahaan data kesehatan Amerika Serikat, IQVIA Holdings Inc.
Proyeksi pengeluaran itu didorong oleh program vaksinasi massal yang sedang berlangsung dan suntikan penguat imun yang diharapkan bisa dilakukan setiap dua tahun,
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kenapa vaksin Herpes Zoster penting? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Merujuk pada laporan tersebut, pembelanjaan vaksin diperkirakan akan menjadi yang tertinggi tahun ini pada angka USD 54 miliar atau sekitar Rp778,7 triliun, dengan kampanye vaksinasi besar-besaran yang sedang berlangsung di seluruh dunia.
Kemudian, pengeluaran negara-negara untuk vaksin Covid-19 diperkirakan menurun hingga menjadi USD 11 miliar atau sekitar Rp158,6 triliun pada 2025, karena meningkatnya persaingan dan volume vaksin, kata wakil presiden senior IQVIA Murray Aitken.
"Sementara vaksin Covid-19 akan menelan biaya USD 157 miliar selama lima tahun ke depan. Itu adalah harga yang sangat kecil untuk dibayar dibandingkan dengan hilangnya nyawa manusia akibat pandemi," ujar Aitken dikutip dari Antara, Kamis (29/4).
IQVIA, yang menyediakan data dan analitis untuk industri perawatan kesehatan, memperkirakan gelombang pertama vaksinasi Covid-19 akan mencapai sekitar 70 persen dari populasi dunia pada akhir tahun 2022.
Suntikan booster atau penguat kemungkinan akan mengikuti vaksinasi awal setiap dua tahun, berdasarkan data terkini tentang durasi efek vaksin.
Amerika Serikat sedang mempersiapkan kemungkinan bahwa suntikan penguat akan diperlukan antara 9 hingga 12 bulan setelah seseorang menerima dosis penuh vaksin Covid-19, kata seorang pejabat Gedung Putih awal bulan ini.
Perusahaan farmasi AS, Pfizer Inc juga mengatakan suntikan penguat mungkin diperlukan dalam 12 bulan.
Pengeluaran Obat
Perkiraan pengeluaran untuk vaksin Covid-19 mewakili dua persen dari perkiraan sekitar USD 7 triliun atua sekitar Rp100.947,3 triliun untuk semua obat yang diresepkan bagi pasien selama periode waktu itu, kata IQVIA.
Tidak termasuk biaya vaksin Covid-19, pengeluaran obat secara keseluruhan diperkirakan lebih rendah USD 68 miliar atau sekitar Rp980,6 triliun selama enam tahun dari 2020 hingga 2025, jika dibandingkan dengan kondisi dunia tanpa pandemi.
Laporan itu juga menyebut bahwa pandemi menyebabkan gangguan besar pada kunjungan dokter serta prosedur dan penggunaan obat-obatan, yang menyebabkan penimbunan beberapa obat di masa-masa awal dan kemudian kembali ke tren yang lebih normal.
(mdk/idr)