E-Commerce Hingga Layanan Pesan Antar Jadi Pendongkrak Ekonomi Digital RI di 2022
Laporan e-Conomy SEA terbaru memproyeksikan ekonomi digital Indonesia akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) senilai USD 77 miliar atau setara Rp 1.207,7 triliun di tahun 2022.
Laporan e-Conomy SEA terbaru memproyeksikan ekonomi digital Indonesia akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) senilai USD 77 miliar atau setara Rp 1.207,7 triliun di tahun 2022.
Proyeksi capaian tersebut ditopang 3 layanan digital teratas di Indonesia yang tingkat penggunaanya hampir merata di kalangan pengguna digital perkotaan. Mereka adalah e-commerce, transportasi dan layanan pesan-antar makanan.
-
Apa contoh kecanggihan AI di bidang transportasi online? Aplikasi Transportasi Online Aplikasi transportasi online menggunakan teknologi AI untuk melakukan hal yang sangat kompleks yaitu menganalisis lalu lintas, memprediksi waktu tempuh, dan menemukan rute tercepat.
-
Siapa yang menggunakan layanan transportasi online di Indonesia? Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2022, layanan transportasi online digunakan oleh 80 persen populasi Indonesia.
-
Bagaimana cara Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama ekonomi digital? Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua Menteri membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi digital melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement dan Joint Initiative on e-Commerce di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
-
Kapan layanan transportasi online mulai marak di Indonesia? Layanan transportasi online mulai marak di Indonesia sekitar tahun 2014-2015.
-
Di mana Huawei berperan dalam penguatan ekonomi digital? Adapun penguatan ekonomi digital yang dimaksud mencakup percepatan transformasi digital di berbagai sektor, mendorong pembangunan ramah lingkungan melalui utilisasiteknologi, memperkuatkeamanan siber dan perlindungan data pribadi untuk meningkatkan keamanan dan kepercayaan publik.
Pada tahun ini, layanan transportasi dan pesan antar makanan diproyeksikan mencapai GMV USD 8 miliar. Angka ini terus tumbuh dengan CAGR 22 persen menjadi GMV USD 15 miliar hingga tahun 2025.
Pertumbuhan permintaan berangsur normal karena makin banyak orang yang kembali pergi ke restoran. Orang-orang yang bertahap kembali bekerja di kantor, naiknya aktivitas belanja di toko fisik, dan bangkitnya pariwisata, mendorong sektor transportasi untuk perlahan pulih dari titik terendah ketika karantina wilayah diberlakukan.
Sementara itu, layanan perjalanan online telah kembali dengan pertumbuhan 60 persen (yoy) mencapai USD 3 miliar pada tahun 2022. Proses pemulihan mungkin terjadi secara bertahap dan sektor ini diperkirakan tumbuh pada CAGR 45 persen dengan GMV mencapai USD 10 miliar hingga tahun 2025 nanti.
Layanan media online tahun ini diproyeksikan mencapai GMV USD 6 miliar. Angka ini mengalami pertumbuhan 5 persen sejak puncak pandemi tahun lalu.
Streaming musik dan video berangsur pulih, iklan digital berhasil mempertahankan momentum. Sedangkan konsumsi di sektor game online mengalami penurunan seiring orang-orang kembali ke rutinitas pra-pandemi.
Terakhir, layanan jasa keuangan digital akan terus meningkat di tahun ini hingga 2025 mendatang. Fenomena pembayaran non tunai saat ini akan mendorong pertumbuhannya walaupun pandemi mereda di Tanah Air.
Pada tahun 2022, Gross Total Value (GTV) pembayaran digital di Indonesia diperkirakan mencapai USD 266 miliar. Angka ini akan terus tumbuh sebesar 17 persen mencapai GTV USD 421 miliar hingga tahun 2025.
Sebagai informasi, laporan multi-tahunan ini menggabungkan data dari Google Trends, Temasek, dan analisis dari Bain & Company. Selain itu juga memadukan informasi dari berbagai sumber di industri dan wawancara dengan para ahli yang menyoroti ekonomi digital enam negara di Asia Tenggara: Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina.
Baca juga:
Nilai Ekonomi Digital RI Diprediksi Tembus Rp1.207 Triliun Tahun Ini
Replikasi Data Perusahaan Real-Time Kian Mudah dengan IBM InfoSphere Data Replication
Transformasi Digital, KB Bukopin Terapkan E-Procurement untuk Pengadaan
Perkembangan NFT Bisa Dorong Ekonomi Digital Tanah Air, Begini Caranya
Mendag: Digitalisasi Pasar Rakyat Jadi Cara Bersaing dengan Penjual Online
Ini Strategi untuk UMKM Jalankan Transformasi Digital Usai Pandemi Covid-19