Ekonomi Jepang dan Inggris Jatuh ke Jurang Resesi, Erick Thohir: Ekonomi Indonesia Bakal Tetap Tinggi
Saat ini saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,05 persen, lebih tinggi dari banyak negara di dunia.
Konsolidasi yang dimaksud adalah adanya kerja sama antara pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.
Ekonomi Jepang dan Inggris Jatuh ke Jurang Resesi, Erick Thohir: Ekonomi Indonesia Bakal Tetap Tinggi
Ekonomi Jepang dan Inggris Jatuh ke Jurang Resesi, Erick Thohir: Ekonomi Indonesia Bakal Tetap Tinggi
- Erick Thohir Ungkap Negara dengan Ekonomi Terbesar di Dunia, Posisi Indonesia Ada di Mana?
- Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang Resesi
- Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia
- Erick Thohir: Indonesia Bisa Geser Posisi Malaysia dari Puncak Peringkat SGIE
Menteri BUMN, Erick Thohir menilai ekonomi Indonesia tidak akan masuk jurang resesi, meski Jepang dan Inggris saat ini tengah resesi.
Menurutnya, ada peluang bagi ekonomi Indonesia untuk tumbuh lebih tinggi.
Saat ini saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,05 persen, lebih tinggi dari banyak negara di dunia. Erick tak menutup kemungkinan ekonomi Tanah Air bisa tumbuh 5,5 persen tahun depan.
“Ketika banyak negara resesi tapi sebenarnya itu ada kesempatan untuk Indonesia tumbuh, tinggal bisa enggak kita, yang tadi saya sampaikan, konsolidasi,” ujar Erick usai Groundbreaking Gedung BNI di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Tangerang, Banten, Selasa (20/2).
Konsolidasi yang dimaksud adalah adanya kerja sama antara pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.
Utamanya, untuk memberikan kemudahan bagi masuknya investasi ke Indonesia. Dengan begitu, ekonomi nasional bisa ikut terkerek.
"Pemerintah pusat, pemerintah daerah lebih mempermudah perizinan, perizinan berinvetasi, perizinan juga untuk lahan dan lain-lain, dan di situlah tentu bagaimana juga kita mendorong yang namanya swasta untuk tumbuh, BUMN untuk tumbuh, dan investasi bisa masuk yang sebesar-besarnya," papar Erick.
Dia menegaskan, saat negara-negara besar di dunia terancam resesi, Indonesia punya peluang untuk tumbuh lebih cepat. Lagi-lagi, kuncinya adalah ramah terhadap investor.
"Jadi ketika misalnya Inggris ada resesi, Jepang ada resesi bukan berarti kita menuju resesi, ya di mana justru itulah oportunity ketika negara lain memperlambat, kita mempercepat pertumbuhannya, tinggal konteksnya bisa gak kita memperbaiki diri kita sendiri supaya lebih friendly kepada market, friendly kepada investment," tuturnya.
Erick menuturkan, guna mendorong pertumbuhan ekonomi Tanah Air, tak sebatas bergantung pada kontribusi BUMN. Tapi, ada kolaborasi antara perusahaan pelat merah dan swasta.
"Saya gak mau bicara BUMN sendiri, tapi kolaborasi menyeluruh antara BUMN dengan private sector, investasi yang kita dorong," tegasnya.
Dia mencontohkan, salah satu persaingan terjadi di industri perbankan nasional. Dalam daftar 10 bank terbesar, lima diantaranya adalah bank BUMN. Hal ini yang dinilai Erick sebagai persaingan sehat tanpa adanya monopoli pasar.
“Itulah realita sebuah persaingan yang sehat, yaa tidak BUMN memonopoli ataupun swasta memonopoli. Tapi perimbangan dari persaingan yang sehat itu yang harus ditumbuhkan. Disini itu yang saya bilang antara bank BUMN pun bersaing secara sehat," tutup Erick Thohir.