Empat Kali Disebut Gibran saat Kritik Cak Imin, Ini Sosok dan Profil Tom Lembong
Empat Kali Disebut Gibran saat Kritik Cak Imin, Ini Sosok Thom Lembong
Siapakah sosok Thomas Lembong yang disinggung Gibran saat debat Cawapres?
- Ditanya Soal Gibran Sebut Tom Lembong, Kapten Timnas AMIN: Jangan Diulang-ulang lagi
- Cerita Cak Imin Langsung Telepon Thomas Lembong Usai Berkali-kali Disebut Gibran saat Debat
- VIDEO: Gibran Berulang Kali Sebut Tom Lembong, Cak Imin: Saya Mau Telepon Ada yang Rindu
- Gibran Singgung Tom Lembong, Cak Imin: Saya Mau Telepon Pak Lembong, Ada yang Rindu Rupanya
Empat Kali Disebut Gibran saat Kritik Cak Imin, Ini Sosok dan Profil Tom Lembong
Nama Thomas Lembong empat kali disebut oleh Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka saat mengkritik Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Muhaimin Iskandar.
Misalnya saja saat Gibran menyinggung nama Thomas Lembong ketika mengajukan pertanyaan kepada Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Muhaimin Iskandar tentang pyrophosphate.
Selain itu, Gibran kembali menyinggung ketidakcakapan Muhaimin dalam menjawab pertanyaan yang diajukan Gibran.
“Gus Imin tak paham pertanyaannya, dapat contekan dari Tom Lembong mungkin ya,” ujar Gibran, Jumat (21/1).
Lalu, siapa Thomas Lembong, sosok yang berulang kali disebut Gibran?
Thom Lembong memiliki nama lengkap Thomas Trikasih Lembong. Dalam struktural Tim pemenangan Anies-Muhaimin, atau disebut dengan Timnas AMIN, posisi Thomas Lembong adalah Co-Captain.
Thomas Lembong merupakan seorang pengusaha, investor dan mantan menteri kabinet Presiden Joko Widodo. Dia pernah dipercaya sebagai Menteri Perdagangan Indonesia pada 2015-2016.
Selanjutnya, Thomas menjabat Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang sekarang berganti nama menjadi Kementerian Investasi pada 2016-2019.
Dia tercatat sebagai penasihat ekonomi Jokowi sejak tahun 2013 saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. Ketika Jokowi menjadi Presiden, Thomas melanjutkan peran tersebut sampai periode pertama.
Selanjutnya, Thomas diketahui merupakan orang di balik layar pembuatan pidato-pidato sinematik dan kreatif Jokowi.
Paling ikonik, Thomas membuat pidato Jokowi dengan mengutip serial fantasi 'Game of Thrones' pada pertemuan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10).
Film itu bercerita tentang pergumulan bangsawan Great Houses berebut kekuasaan Iron Throne yang menjadi tempat tertinggi Seven Kingdom.
Masalah muncul karena bahaya mengancam tanpa disadari oleh para bangsawan yang tengah berebut kuasa.
Dalam World Economic Forum on ASEAN di Hanoi, Vietnam, Thomas membuat pidato Jokowi dengan mengutip tokoh film Avengers, Thanos.
Tak cuma itu, Jokowi pernah berpidato mengutip serial politik House of Card yang ditayangkan Netflix pada ASEAN-Australia Business Forum di Sydney, Australia pada 2018. Sosok Thomas kembali terlibat dalam pembuatan pidato JokowI.
Sebelum bergabung di kabinet, Thomas Lembong memiliki rekam jejak profesional yang cukup panjang. Pada 1994, Thomas Lembong memulai karier di Morgan Stanley and Company sebagai Sales and Trading Associate.
Kemudian, dia bekerja di Morgan Stanley Divisi Equitas (Singapura), menjabat sebagai Senior Manager di Departemen Corporate Finance Makindo, dan Investment Banker dari Deutsche Securities Indonesia.
Tom Lembong juga pernah menjabat sebagai Division Head dan Senior Vice President di Badan Penyehatan Perbankan Indonesia (BPPN) pada 2002 dan 2005.
Dia bekerja dengan Principia Management Group, dan pernah menjadi Managing Partner dan CEO di Quvat Management, sebuah pengelola dana ekuitas swasta yang didirikan pada 2006.
Thomas pernah mengenyam pendidikan dasar di Jerman pada 1974–1981 ketika ayahnya sedang melanjutkan studi. Pulang ke Jakarta, Thomas Lembong meneruskan sekolah di SD dan SMP Regina Pacis, Jakarta.
Sementara itu ketika SMA, Tom pindah ke Boston, Amerika Serikat. Dia memperoleh gelar Bachelor of Arts di bidang Arsitektur dan Tata Kota ketika lulus dari Universitas Harvard pada 1994. Dia terpilih sebagai Young Global Leader (YGL) oleh World Economic Forum (WEF) 2008.
Untuk diketahui, tema yang diangkat malam ini adalah pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.