Erick Thohir Restui Abdee Slank Hengkang dari Komisaris Telkom
Abdee hengkang dari BUM untuk mendukung paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Abdee hengkang dari BUM untuk mendukung paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
- Erick Thohir Mau Bentuk Holding PT KAI dan INKA
- Kulineran di Uni Emirat Arab, Erick Thohir & Basuki Hadimuljono Makan Punggung Kambing 'Nikmat'
- Erick Thohir Minta PMN Rp13,6 Triliun di 2024, Bakal Diberikan kepada 7 Perusahaan BUMN
- Erick Thohir: Penyaluran Kredit PNM Mekaar Tembus Rp244 Triliun di 2024
Erick Thohir Restui Abdee Slank Hengkang dari Komisaris Telkom
Erick Thohir Restui Abdee Slank Hengkang dari Komisaris Telkom
Menteri BUMN Erick Thohir telah merestui Abdi Negara Nurdin alias Abdee Slank pergi meninggalkan posisi Komisaris Independen PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Mengingat Abdee hengkang dari BUM untuk mendukung paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Hari Jumat yang lalu pak Erick disampaikan oleh Abdee bahwa Abdee udah ngajuin surat pengunduran diri hari Jumat," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di Stasiun Gambir, Jakarta, Senin (22/1).
Saat ditanya soal penggantinya sebagai Komisaris Telkom, Arya belum bisa menyebut namanya.
Menurutnya, mencari pengganti Abdee Slank tidak semudah seperti menunjuk mantan Direktur Utama Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin sebagai Komisaris Utama PT Pelni (Persero).
Adapun sosok pengganti Abdee Slank sebagai Komisaris Independen Telkom nantinya akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan.
"Penggantinya belum tahu. Kita kan nunggu aja, RUPS kan masih lama. Telkom ini kan Tbk, kalau Pelni bukan Tbk, dia kan bisa di setiap saat. Kalau Tbk kan kita punya proses RUPS kapan," kata Arya.
Kendati begitu, Arya tidak mempermasalahkan hengkangnya Abdee Slank untuk tujuan politik.
Sebab menurutnya, Telkom Indonesia kini sudah memiliki jajaran direksi dan komisaris yang solid.
"Kita kan solid. Jadi di komisarisnya juga mereka solid, kemudian di direksinya juga solid, ya kayaknya kita tunggu aja RUPS," ucap Arya.
Lebih lanjut, ia juga mempersilakan jika salah seorang komisaris BUMN lainnya memberi dukungan kepada salah satu paslon. Asalkan, yang bersangkutan tidak ikut berkampanye.
"Kalau ikut kampanye aktif, mundur. Kalau cuman menyatakan kan dia ya mengambil posisi aja dukung siapa, tapi kan tidak kampanye," tegas Arya.