Faisal Basri Bantah Indonesia Tak Ramah Investasi Asing
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri, membantah Indonesia salah satu negara tak ramah investasi asing. Menurutnya, Indonesia masih merupakan negara yang paling banyak diminati negara lain untuk menerapkan dananya.
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri, membantah Indonesia salah satu negara tak ramah investasi asing. Menurutnya, Indonesia masih merupakan negara yang paling banyak diminati negara lain untuk menerapkan dananya.
"Dibandingkan ASEAN, levelnya kita tertinggi soal jumlah investasi. Kita cuma kalah dari China, China dibandingkan siapapun dia yang tertinggi. Intinya Indonesia masih keren soal investasi asing," ujar Faisal di Kedai Tempo, Jakarta, Selasa (14/8).
-
Apa yang dikhawatirkan Faisal Basri mengenai family office? Alih-alih menguntungkan negara, Faisal justru mengkhawatirkan rencana tersebut akan menjadi tempat pencucian uang, seperti yang terjadi di Singapura.
-
Kapan Faisal Basri meninggal? Namun takdir berkata lain, Ramdan mengaku kalau sekira pukul 04.30 WIB atau waktu Subuh tadi, Faisal telah menghembuskan nafas terakhirnya, setelah melalui masa kritis pada dua hari lalu.
-
Apa yang menurut Faisal Basri menjadi tugas berat seorang Menteri Keuangan? Faisal Basri menyampaikan tugas berat seorang Menkeu adalah mengelola pendapatan, mengelola pengeluaran, menyeleksi alokasi anggaran. Hingga akhirnya memastikan anggaran negara digunakan sesuai dengan tujuannya.
-
Di mana Faisal Basri dimakamkan? Sebagai informasi, nantinya pemakaman almarhum Faisal Basri akan dilakukan sekitar Ba’da Ashar dari Masjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.
-
Kapan Faisal Basri memberikan tanggapannya tentang "family office"? Ekonom Senior Internasional, Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri menanggapi rencana pemerintah yang ingin membentuk skema investasi keluarga atau dikenal dengan istilah 'family office'.
-
Siapa yang diprediksi oleh Faisal Basri cocok menjadi Menteri Keuangan di pemerintahan Prabowo-Gibran? Sosok Ideal Menteri Keuangan Pemerintahan Prabowo-Gibran Pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik pada 20 Oktober 2024 mendatang. Dalam kurun waktu 3 Prabowo-Gibran akan menyusun ulang jajaran menteri di kabinet kerja. Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri mengungkap sosol ideal yang cocok menjadi Menteri Keuangan di pemerintahan selanjutnya.
Faisal mengatakan, Presiden Jokowi seharusnya tidak mengkambinghitamkan investasi asing menjadi penyebab ekonomi Indonesia melambat. Sebab, Indonesia nomor tiga negara paling atraktif di Asia dalam hal menggaet investasi asing masuk.
"Persoalannya bukan investasi, Pak Jokowi. Investasi asing dibilang lambat, padahal nomor 3 paling atraktif di Asia. Dari hasil riset 48,1 persen investor mau tempatkan investasi di Indonesia. 31 persen akan tetap di Indonesia tapi tak nambah investasi," jelasnya.
Masalah sebenarnya, kata Faisal adalah banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia tidak memberi pendapatan yang setimpal kepada negara. "China investasinya di Indonesia itu kecil. Dia paling banyak ke Singapura, AS. Tapi memang meningkat luar biasa, tuh China juga datang ke kita. Jadi apa masalahnya? Masalahnya adalah investasi yang banyak itu hasilnya sedikit," tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong, mengatakan Indonesia masih tergolong negara anti modal asing. Bahkan, penelitian terbaru yang dilakukan oleh organisasi untuk kerjasama dan pembangunan ekonomi atau Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) menempatkan Indonesia diurutan 3 terbawah negara ramah investasi asing.
"Beberapa minggu lalu ada study oleh OECD, dia mengurut 60 negara di dunia dan Indonesia adalah paling rendah nomor 3 dari bawah. Negara paling tertutup terhadap investasi asing atau investasi internasional," ujar Lembong saat memberi paparan di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (9/8).
Lembong mengakui, dibanding negara-negara tetangga Indonesia memang masih tertolong tertutup. Padahal, kata dia, arus modal asing sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca juga:
Raup Cuan Perang Dagang, Pemerintah Siap Gelar Karpet Merah Pabrik China Masuk RI
Mendag: Presiden Minta Paviliun Indonesia di Pameran Dunia Lebih Futuristik
Anak Donald Trump Ungkap Alasan Bangun Resort Mewah di Lido
BI: Investasi Jadi Kendala Utama Industri Manufaktur Indonesia
Biaya Investasi PLN Membengkak Jika Kompensasi Pemadaman Listrik Jadi 300 Persen
Investasi Jadi Andalan Pemerintah Hadapi Gejolak Ekonomi Global