Genjot Investasi, Bos BEI Harap Kabinet Kerja Baru Bisa Jaga Stabilitas Ekonomi
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi turut angkat suara terkait sosok menteri baru di Kabinet Kerja Jilid II. Dia berharap, kabinet baru nanti bisa melampaui raihan pemerintah sebelumnya sehingga mendorong perekonomian Indonesia menjadi lebih stabil.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi turut angkat suara terkait sosok menteri baru di Kabinet Kerja Jilid II. Dia berharap, kabinet baru nanti bisa melampaui raihan pemerintah sebelumnya sehingga mendorong perekonomian Indonesia menjadi lebih stabil.
"Pastinya harapan kabinet baru ya paling tidak harus lebih bagus daripada sebelumnya. Sehingga perekonomian lebih stabil, lebih bagus untuk pertumbuhan untuk bursa," ujar dia saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/7).
-
Apa yang diresmikan Jokowi di BEI? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Apa yang terjadi di Bukber Kabinet Jokowi? Bukber Kabinet Jokowi Tak Dihadiri Semua Menteri 01 & 03, Sri Mulyani: Sangat Terbatas
-
Bagaimana Jokowi ingin meningkatkan aksesibilitas ke IKN untuk mendukung investasi? Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara untuk mendukung aksesibilitas ke IKN.
-
Apa yang dimaksud Jokowi dengan 'Membeli Masa Depan' ketika berbicara tentang investasi di IKN? "Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan," ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6).
-
Kenapa Presiden Jokowi ingin menerapkan skema investasi 'family office' di Indonesia? Pemerintah memproyeksikan investasi dari pengelolaan dana berbasis keluarga atau family office yang bisa ditarik ke Indonesia mencapai USD500 miliar dalam beberapa tahun ke depan.
-
Mengapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
Sebagai syarat, hal itu bisa terwujud jika Jokowi bisa memilih Menteri Koordinator Bidang Perekonomian serta Menteri Keuangan yang memiliki kinerja bagus.
Perekonomian negara yang kuat, lanjutnya, bakal berdampak terhadap pintu investasi yang terbuka lebar dan membuat investor tak segan mengucurkan dananya untuk pembangunan Indonesia.
"Tentunya dengan perekonomian yang kuat, dengan sendirinya kita (negara) juga akan kuat. Kalau perekonomian lebih stabil, kita akan lebih bagus ke depannya. Harapan daripada para investor kan itu, kestabilan. Stabilitas ekonomi," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Djarot: Menteri Terpilih Harus Bantu Jokowi Tinggalkan Warisan Kebaikan
Jokowi Disarankan Pilih Menteri Muda yang Punya Koneksi dan Paham Kebutuhan Presiden
Ekonom Harap Kabinet Periode II Jokowi Fokus Benahi Industri
Indef Sebut Kabinet Periode II Jokowi Harus Tepat Ambil Kebijakan
Indef Usul Kementerian Olahraga Digabung dengan Pariwisata
PDIP Klaim Sedang Panen Kader Terbaik Siap Isi Kabinet Jokowi-Ma'ruf