Tips Penting untuk Pelaku Bisnis Sebelum Memutuskan Investasi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Di era saat ini, banyak pilihan investasi mulai dari saham hingga obligasi, yang memungkinkan pelaku bisnis untuk mengelola risiko dengan lebih baik.
Kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi di tengah ketidakpastian ekonomi global merupakan aspek penting yang menentukan kesuksesan perusahaan.
Banyak pelaku bisnis besar di Indonesia yang kini mempraktikkan diversifikasi sebagai strategi utama dalam menghadapi ketidakpastian pasar, inflasi, dan perkembangan teknologi.
Menurut Deputy President Director PT Bank Central Asia Tbk, Armand W. Hartono, diversifikasi menjadi alternatif strategi dalam ketidakpastian pasar. Ini menjadi salah satu prinsip "survival first" dalam sebuah bisnis.
Di era saat ini, banyak pilihan investasi mulai dari saham hingga obligasi, yang memungkinkan pelaku bisnis untuk mengelola risiko dengan lebih baik. Meski begitu, bukan berarti diversifikasi minim atau tanpa risiko, mengingat dalam beberapa kasus investasi banyak yang gagal dan kurang menguntungkan.
Armand juga mengatakan bahwa diversifikasi merupakan perjalanan panjang sebagai pembelajaran bagi para investor. Langkah awal yang perlu diambil dalam diversifikasi adalah memahami produk dan kemampuan diri maupun perusahaan, serta mempertimbangkan aspek permodalan.
Pemahaman yang Mendalam
Chief Strategy & Transformation Officer Erajaya Group, Sim Chee Ping atau akrab disapa Jeremy menyebutkan bahwa dalam dunia bisnis, diversifikasi memerlukan pemahaman yang mendalam. Misalnya pemahaman mengenai sektor yang digali serta mitra atau partner bisnis.
"Kita harus kembangkan satu potensi yang nantinya akan memberi value kompetitif, kita juga harus mencari partner atau mitra yang bagus ketika melakukan diversifikasi bisnis," ujar Jeremy dalam acara Indonesia Knowledge Forum 2024, Selasa (12/11).
Selain memfokuskan pada diversifikasi bisnis, beberapa perusahaan juga seharusnya berfokus pada pengembangan infrastruktur, baik fisik maupun sumber daya manusia.
Perusahaan bisa berinvestasi pada pengembangan infrastruktur lunak seperti Customer Relationship Management (CRM) dan pelatihan karyawan. Infrastruktur tersebut memungkinkan perusahaan untuk memiliki daya saing lebih tinggi di masa depan dalam menghadapi tantangan bisnis.
Kemudian, Jeremy juga menekankan kunci keberhasilan terletak pada memahami perilaku konsumen dan memanfaatkan data untuk memberikan layanan yang lebih baik. Skala operasional dan inovasi dalam mengidentifikasi peluang baru merupakan elemen penting untuk berkembang di pasar yang kompleks seperti Indonesia.
Oleh karena itu, dia menilai keberlanjutan bisnis tidak hanya bergantung pada keuntungan tertinggi, melainkan pada ketahanan dalam menghadapi perubahan pasar dan tantangan eksternal.
Reporter Magang: Thalita Dewanty