Genjot jumlah turis, Indonesia perlu punya bandara khusus untuk maskapai biaya murah
Indonesia hingga kini belum memiliki terminal bandara murah (Low Cost Carrier Terminal/LCCT), akibatnya low cost carrier yang mendarat di Indonesia seperti Air Asia, Scoot, Jetstar dan lainnya harus menggunakan terminal full service yang harganya lebih tinggi.
Penerbangan berbiaya murah (Low Cost Carrier) disebut telah menjadi penopang utama dalam peningkatan jumlah wisatawan mancanegara untuk bisa masuk ke Indonesia. Tercatat, pertumbuhan penumpang Low Cost Carrier naik 55 persen per-tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Full Service Carriers (FSC) yang hanya sekitar 7 persen.
"Target yang diberikan presiden kepada kita menuntut pertumbuhan harus 20 persen, kalau kita ikut Full Service Carriers maka pertumbuhan tidak akan pernah tercapai. Maka harus dengan Low Cost Carrier," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam keterangannya, Jumat (13/7).
-
Bagaimana Bandara Husein Sastranegara menarik minat wisatawan? Mengutip Instagram Bandara Husein Sastranegara, untuk menarik minat wisatawan luar negeri dan luar daerah, bandara tersebut kemudian mengusung tema “Modern yet Traditional”.
-
Dimana letak Wisata Pakuhaji Bandung? Letaknya pun sangat dekat dengan pusat pemerintahan Kabupaten Bandung Barat.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.
-
Apa yang menjadi sisa kejayaan lalu lintas kereta api di Bandung? Konon, rel ini menggambarkan sisa kejayaan lalu lintas kereta api rute Bandung Kota hingga Ciwidey, Kabupaten Bandung.
-
Kenapa Desa Wisata Ketapanrame memiliki daya tarik wisatawan? Kekayaan alam dan budaya yang terjaga menjadi daya tarik wisatawan.
Indonesia hingga kini belum memiliki terminal bandara murah (Low Cost Carrier Terminal/LCCT), akibatnya low cost carrier yang mendarat di Indonesia seperti Air Asia, Scoot, Jetstar dan lainnya harus menggunakan terminal full service yang harganya lebih tinggi.
Padahal, dengan adanya terminal LCC, maka airlines bisa memotong biaya operasional hingga 50 persen, namun akan memiliki traffic yang meningkat dua kali lipat.
Menpar Arief memberi contoh beberapa bandara di Jepang yang telah membangun LCCT, seperti Bandara Narita, Bandara Kansai, Bandara Naha, dan Bandara Nagoya.
Bandara Narita yang baru saja membangun T3 sebagai LCCT pada April 2015 ini, pax traffic LCC-nya terus tumbuh dari 11,5 persen menjadi 31 persen pada 2017 dari pax traffic keseluruhan di Bandara Narita.
"Hasilnya turis inbound ke Jepang tumbuh 33 persen dari tahun 2011 sampai dengan 2015 dan menjadi the fastest rate in the world, mencapai 28,7 juta turis pada 2017," kata Menpar.
Walaupun LCC identik dengan budget traveler, namun Menpar tidak khawatir bila nantinya wisatawan yang berkunjung memiliki spending yang kecil.
"Contohnya Thailand, punya banyak terminal LCC, namun Average Revenue per Arrival-nya (ARPA) mencapai USD 1.500. Sementara Indonesia masih di angka USD 1.200. Tingkat keterisian penumpang (okupansi) pesawat ke destinasi biasanya juga lebih banyak untuk kelas ekonomi,” tambah dia.
Menpar Arief memproyeksikan pembangunan LCCT di bandara yang telah memiliki lebih dari satu terminal sehingga salah satu terminalnya bisa diarahkan untuk LCCT.
Dengan adanya LCCT di Indonesia, tentunya akan ikut mendorong pencapaian target kunjungan 20 juta wisman dari Presiden Joko Widodo.
Reporter: Ilyas Istianur Praditya
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)