Genjot kredit, Bank DKI bidik pedagang pasar dan konstruksi
Khusus kredit perumahan, Bank DKI tidak khawatir meski Bank Indonesia menerapkan kebijakan uang muka.
PT Bank DKI (Persero) mengaku tengah berupaya memperbesar porsi dan komposisi kredit. Khususnya untuk pelaku usaha kecil menengah. Secara spesifik, pihaknya bakal menyasar pedagang pasar dengan memanfaatkan jaringan yang dimiliki PD Pasar Jaya DKI.
Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono mengatakan, PD Pasar Jaya merupakan pemilik 0,04 persen saham, di samping Pemerintah Provinsi DKI. "Selaku pemegang saham, PD Pasar mengelola 156 pasar di DKI, sehingga kita ingin menyalurkan kredit ke pedagang pasar, di sektor ritel dan UMKM," ujarnya selepas paparan kinerja di Jakarta, Senin (15/7).
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kenapa Bank Jatim ikut serta dalam misi dagang di Bengkulu? Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur, bankjatim berkomitmen akan selalu hadir dalam mendukung dan memberikan solusi bagi perkembangan UMKM.
-
Kapan Gedung De Javasche Bank diresmikan? Gedung De Javasche Bank ini diresmikan pada 30 Juli 1907, disusul dua kantor cabang lainnya pada 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908.
-
Di mana De Javasche Bank di Kota Medan terletak? Gedung ini berlokasi di Jalan Balai Kota No. 4, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
Strategi menyasar pedagang pasar ini untuk menggenjot penyaluran kredit di sektor konsumer. Selain itu, perseroan siap menambah kredit untuk proyek-proyek infrastruktur.
Khusus kredit perumahan, Bank DKI tidak khawatir meski Bank Indonesia menerapkan kebijakan uang muka. Eko mengaku, pihaknya sudah aktif menggandeng pengembang perumahan atau apartemen.
"Sejauh ini tidak ada tanda-tanda penurunan kredit perumahan. Kita banyak bekerja sama dengan developer, kita joint marketing, di samping itu, kita juga melakukan rangkaian pembiayaan, karena kredit konstruksinya kita, KPR-nya juga. Otomatis ini dana ini cuma pindah buku, jadi tidak ke mana-mana," paparnya.
Alhasil, target perseroan untuk penyaluran kredit dipatok tetap di angka Rp 21,4 triliun. Sampai Juni 2013, BUMD ini telah menyalurkan Rp 16,5 triliun. Jumlah itu, menurut Eko, meningkat dibandingkan periode sama pada 2012 sebesar Rp 12,8 triliun.
"Jadi kita tidak merevisi target kredit kita, meski ada BBM naik dan BI rate, dan lain-lain, kita tetap dengan target Rp 21,4 triliun di akhir tahun," tandasnya.
(mdk/noe)