Gerindra: Target pajak pemerintah tahun depan tak masuk akal
Pemerintah mematok penerimaan pajak 2016 sebesar Rp 1.368,5 triliun.
Pemerintah telah menargetkan penerimaan tahun depan mencapai Rp 1.848 triliun. Target tersebut terdiri dari penerimaan pajak, pemerintah mematok sebesar Rp 1.368,5 triliun atau naik 5 persen dibanding tahun lalu sebesar Rp 1.294,2 triliun.
Penerimaan target pajak tahun depan dinilai tidak masuk akal lantaran target tersebut terlalu tinggi dari ekspektasi. Sementara, untuk target pajak 2015 sebesar Rp 1.294,2 triliun belum tentu tercapai.
"Pemerintah membuat target pajak tidak masuk akal dan rasanya tidak mungkin tercapai," ujar Anggota Fraksi Partai Gerinda Rachel Maryam dalam Sidang Paripurna di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (20/8).
Menurut dia, tidak tercapainya target pajak tersebut bakal membuat pemerintah mengeluarkan surat utang. Dengan begitu, pemerintah sama saja menjual mata uang sehingga Rupiah bakal tetap tertekan yang menimbulkan inflasi tinggi.
"Hal ini membuat pengusaha enggan menanamkan modalnya di Indonesia," kata dia.
Selain itu, Fraksi Partai Gerinda meminta pemerintah merevisi kebijakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dihapus. Pasalnya, kebijakan tersebut sama saja melanggar UUD 1945 pasal 33 yang membuat rakyat semakin berat.
"Posisi utang juga harus diwaspadai bukan hanya aspek rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Utang bisa menggelembung ketika Rupiah tersungkur terhadap mata uang kreditor utama Indonesia. Apalagi utang proyek yang dilakukan pemerintah tingkat serapan masih rendah hanya 30 persen per tahun. Pemerintah harus lakukan upaya nyata untuk kurangi ketergantungan pada utang," pungkas dia.