Gubernur Bank Indonesia Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Minus 2,2 Persen di 2020
Perry memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan kembali meningkat pada 2021 menjadi 5,2 persen, didorong dampak positif stimulus kebijakan yang ditempuh banyak negara.
Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi global negatif (-) 2,2 persen pada 2020.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam pembacaan hasil rapat Dewan Gubernur (RDG) BI sevara virtual, Selasa (19/5).
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa kinerja industri perbankan di Indonesia terjaga stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global? Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil," jelas Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
Lanjutnya, Perry memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan kembali meningkat pada 2021 menjadi 5,2 persen, didorong dampak positif stimulus kebijakan yang ditempuh banyak negara. Di saat bersamaan, Ketidakpastian pasar keuangan global juga mulai mereda.
"Tekanan nilai tukar pada kondisi ini secara perlahan mendorong mulai berkurangnya intensitas aliran modal keluar dari negara berkembang, kemudian diikuti dengan menurunnya nilai tukar mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia," jelasnya.
Sebelumnya, pandemi covid-19 juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik, di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2020 tercatat tumbuh 2,97 persen, melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,97 persen.
Dampak Dahsyat ke Ekonomi Dunia
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, virus corona telah membawa dampak besar bagi ekonomi dunia. Menurutnya, kerugian ekonomi global akibat wabah virus corona setara dengan gabungan ekonomi Jerman dan Jepang atau senilai USD 9 triliun.
"Jadi dalam hal ini tidak ada pertanyaan lagi apakah covid-19 ini memiliki dampak dahsyat ke ekonomi dunia. Sudah terbukti," tegas Sri Mulyani dalam rapat virtual bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (30/4).
Dia menjelaskan, tekanan ekonomi yang dialami berbagai kawasan pusat ekonomi dunia merupakan yang terbesar sejak krisis ekonomi global. Bahkan, negara adidaya Amerika Serikat (AS) yang mengklaim angka pengangguran bertambah hingga 26 juta jiwa hanya dalam kurun waktu lima minggu terakhir. Selain itu, kinerja sektor retail juga anjlok -6,2 persen atau terendah sejak tahun 2009.
Hal serupa juga dialami Eropa, seperti Jerman yang merupakan negara ekonomi utama di benua biru mengalami pertumbuhan ekonomi terendah di kuartal pertama tahun ini seperti yang dilaporkan Business Confidence. Pun, Inggris dibuat tak berkutik setelah sektor retail karena mengalami kerugian hingga -5,8 persen atau rekor terburuk di negeri kekuasaan ratu Elizabeth.
"Seperti indeks PMI manufaktur dan jasa di Eropa mengalami kontraksi hingga dilevel terendah sejak 2009," imbuh dia.
Reporter: Pipit
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)